Pertanianku — Pertanian organik adalah pertanian yang mengedepankan tradisi, teknologi, dan sains. Kegiatan bercocok tanam ini mengutamakan aspek-aspek lingkungan sekitar (ekologi), tanah, dan manusia, demi tujuan ekosistem yang berkesinambungan.
Dalam praktik pertanian organik, mulai dari metode pengelolaan lahan hingga penggunaan pupuk, semuanya harus terbebas dari residu kimia. Penggunaan pupuk organik adalah salah satu cara untuk melestarikan mikro-organisme yang ada di dalam tanah agar tetap hidup. Sebab, mikro-organisme dalam tanah sangat bermanfaat dalam peningkatan kesuburan dan kesehatan tanah. Dengan begitu, pertumbuhan tanaman dapat optimal.
Mikroba penyubur tanaman
Swasembada pangan meninggalkan kenangan manis atas prestasi ketahanan pangan nasional di masa lampau. Kini, kenangan manis tersebut berlanjut menjadi kenyataan pahit yang harus ditanggung oleh seluruh rakyat Indonesia, yaitu kondisi tanah yang rusak akibat dibombardir dengan pemupukan kimiawi.
Prestasi yang berlangsung hanya selama 5 tahun (1980—1984) berdampak hingga hari ini. Pemupukan kimiawi, termasuk penggunaan pestisida, dilakukan terus-menerus tanpa mempertimbangkan dampak penurunan kualitas tanah.
Hal ini tentu menjadi tantangan bagi implementasi pemupukan organik di Indonesia. Faktor kerusakan tanah sedari awal sudah menjadi hambatan tanaman untuk tumbuh. Apalagi, pupuk organik biasa memiliki kandungan unsur hara yang rendah sehingga jumlah pupuk yang diberikan harus lebih banyak bila dibandingkan dengan pupuk anorganik. Hal ini menjadi beban biaya bagi petani.
Di samping itu, respons tanaman terhadap pengaplikasian pupuk organik yang tidak senyata pengaplikasian pupuk anorganik, juga menyebabkan sebagian besar petani pada umumnya menyukai penggunaan pupuk anorganik. Untuk mengatasi berbagai kekurangan pupuk organik, dibutuhkan inovasi-inovasi mikroba pemacu tumbuh bagi tanaman.
Pupuk Organik Cair GDM sebagai pelopor industri pupuk organik nasional selalu berinovasi sesuai tuntutan zaman dalam mengembangkan pupuk biologi atau pupuk hayati yang mengandung bakteri menguntungkan Pseudomonas sp dan Bacillus sp. Inovasi bakteri ini dapat memacu pertumbuhan vegetatif dan reproduksi tanaman, khususnya pada jagung, tomat, dan kentang.
Bakteri-bakteri tersebut dikembangkan dalam media yang berisi bahan-bahan alami yang terdapat di alam seperti kotoran kambing, kotoran sapi, karbon/arang tempurung kelapa, urine sapi, gula merah, dan bekatul. Melalui proses penyulingan sesuai standart Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSoS), didapatkan Pupuk Organik Cair GDM yang mengandung kelengkapan bakteri menguntungkan.
Selain Pseudomonas sp dan Bacillus sp, pupuk organik hayati cair GDM mengandung bakteri dari golongan Klebsiella Oxytoca dan Micrococcus Roseus. Pada tanaman jagung, pengaplikasian pupuk organik yang mengandung bakteri menguntungkan mampu meningkatkan ukuran tongkol dan bobot biji jagung. Demikian pula yang terjadi di tanaman tomat.
Pada tanaman kentang, pengaplikasian mikroba-mikroba ini berfungsi meningkatkan produksi dan meningkatkan jumlah umbi berukuran besar.
Bakteri Pseudomonas stutzeri untuk tanah yang rusak dan terkontaminasi logam
Bakteri dari genus Pseudomonas sp memang sudah dikenal baik sebagai bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon. Kemampuan bakteri Pseudomonas sp dalam mendegradasi hidrokarbon menunjukkan bahwa bakteri ini berpotensi untuk digunakan dalam upaya bioremediasi lingkungan akibat pencemaran hidrokarbon.
Salah satu bakteri yang sering digunakan untuk menetralkan racun dalam tanah adalah spesies Pseudumonas stutzeri. Bakteri dari genus Pseudomonas sp ini tumbuh dengan baik pada suhu 4°C atau di bawah 43°C.
Inovasi mikroba seperti Pseudomonas stutzeri dalam produk GDM Black BOS (Bio Organic Stimulant) terbukti dapat meningkatkan kesuburan tanah karena berfungsi sebagai penawar racun dari logam berat, misalnya Arsenik (As), Kadmium (Cd), Merkuri (Hg), Tembaga (Cu), dan Timbal (Pb).
Selain itu, sebagai bioremediasi (penggunaan mikroorganisme untuk mengurasi polutan di lingkungan) dan booster tanah agar kualitas tanah semakin bagus untuk ditanami segala macam jenis tanaman. Kualitas tanah yang bagus dan sehat tentu akan menghindarkan tanah dari ancaman penyakit tular tanah seperti penyakit bulai, busuk akar, busuk batang, layu tanaman, rebah semai, serta aeromonas dan vibrio.
Pemupukan full organik dengan produk GDM
Pemupukan full organik masih kalah pamor dibandingkan pemupukan kimia. Padahal, dengan prinsip kelestarian alam, pemupukan full organik berpotensi mendatangkan panen berlimpah dalam waktu yang lama hingga masa generasi-generasi yang akan datang secara berkelanjutan.
Seluruh produk pupuk organik GDM diawasi dan disertifikasi langsung oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) agar komposisi dan kandungannya sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan nutrisi tanah di Indonesia.
Pengawasan langsung dari Kementan RI ini sangat penting sebagai upaya mencegah dampak-dampak buruk yang terjadi. Misalnya, jika kandungan pupuk tersebut ternyata antagonis dengan karakter sifat tanah di Indonesia yang berdampak pada kerusakan tanah dan mendatangkan hama.
Kualitas kandungan produk membuat pupuk organik GDM menjadi tumpuan petani-petani organik di Indonesia dalam mempraktikkan pemupukan full organik dengan hasil panen yang sangat menggiurkan.
Kombinasi produk pupuk organik GDM meliputi biofertilizer nutrisi tanah (GDM Black BOS dan GDM Granule SaMe) serta biofertilizer nutrisi tanaman (Pupuk Organik Cair GDM) memiliki manfaat sinergistik dan bisa diandalkan sepenuhnya tanpa perlu tambahan pupuk kimia apa pun.
Beralih ke organik! Organik itu baik!