Pertanianku — Pemerintah terus berupaya memenuhi seluruh kebutuhan gizi masyarakat Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) mengeluarkan varietas terbaru yang dihasilkan melalui penelitian, varietas tersebut adalah Inpago 13 Fortiz.

Varietas Inpago 13 Fortiz kaya kandungan zink dan protein. Varietas tersebut sudah dirilis dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 990/11 November 2020. Padi tersebut merupakan varietas padi gogo yang kaya akan kandungan zink sebesar 34 ppm pada beras pecah kulit. Kandungan protein padi ini terbilang cukup tinggi mencapai 9,83 persen.
Potensi hasil Inpago 13 Fortiz mencapai 8,11 ton/hektare dengan potensi GKG 6,53 ton/hektare. Selain kaya akan protein dan zink, padi ini tahan terhadap delapan ras utama penyakit blast di lahan gogo. Varietas ini juga tahan terhadap keracunan alumunium yang mencapai 40 ppm dan agak toleran terhadap kondisi kekeringan.
Stunting masih menjadi masalah yang belum bisa teratasi dengan sempurna. Salah satu penyebab stunting di Indonesia adalah kekurangan gizi zink (Zn) yang dapat menyebabkan pertumbuhan anak-anak menjadi terhambat. Oleh karena itu, solusi untuk mengatasi kekurangan gizi Zn adalah mengadakan beras yang kaya kandungan Zn.
Selain gizi Zn, protein juga merupakan salah satu zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah besar. Protein dibutuhkan sebagai sumber energi, membentuk berbagai enzim dan hormon, serta mendukung sistem kekebalan tubuh.
Tingkat kadar protein di dalam beras dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan teknik budidaya. Petani harus menambahkan pupuk urea dan memperbaiki cara perawatan tanaman untuk meningkatkan kadar protein di dalam padi. Pupuk urea mengandung nitrogen yang bisa diserap oleh tanaman. Kandungan nitrogen tersebut itulah yang dapat memengaruhi kadar protein di dalam beras.
Pengadaan varietas beras yang kaya zink dan protein meruapakan salah satu cara yang murah dan mudah bagi petani untuk mendapatkan beras yang kaya Zn dan protein. Varietas ini diyakini dapat menjadi salah satu cara mengurangi kondisi kekurangan gizi di dunia.