Interaksi Ekosistem Tanaman dengan Bioreaktornya

Pertanianku – Pengendalian sistem semitertutup antara tanaman dengan bioreaktornya dalam ruang mikro bekas kapiler tanaman di dalam tanah dilakukan oleh tanaman itu sendiri dengan menggunakan mekanisme eksudasi. Eksudat yang secara fisik berupa bahan kimia padat atau cairan adalah komunikator antara tanaman dengan sistem biota dalam tanah sehingga terjadi kesesuaian antara bahan yang diperlukan oleh tanaman dan bahan yang diproduksi oleh biota tanah. Siklus kehidupan dalam tanah cenderung menghasilkan jenis nutrisi tertentu sesuai dengan interpretasinya atas informasi yang dibawa oleh komunikator yang berasal dari tanaman secara berkesesuaian dan berkesepadanan.

Interaksi Ekosistem Tanaman dengan Bioreaktornya

Oleh karena itu, penggunaan bahan kimia buatan terhadap tanaman, baik sebagai pupuk atau pestisida harus dihilangkan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya pengikatan kimiawi dan menghilangkan fungsi komunikasi dari bahan komunikator dalam eksudat sehingga informasi dari tanaman tidak dapat sampai kepada kehidupan di dalam tanah. Akhirnya, baik tanaman maupun kehidupan dalam tanah hidup sendiri-sendiri tanpa sinergi dan memutus siklus kehidupan yang merupakan siklus nutrisinya.

Berbagai hasil riset telah dilakukan dalam ilmu yang berkaitan sangat mendukung gagasan ke arah penerapan intensifikasi proses (IP) serta produksi yang berkesesuaian dan berkesepadanan (POD). Sekali pun riset tersebut tidak dirancang khusus untuk maksud tersebut, antara lain mengenai hal-hal sebagai berikut.

  • Aktivitas mikrobiologi dalam tanah pada kenyataannya sangat berlebih dan beraneka ragam.
  • Biological nitrogen fixation terjadi di akar dan ruang akar, dalam campuran tanah secara aerob dan anaerob.
  • Rhizobia dalam ruang akar menaikkan kadar dan yield protein lewat proses katalitik biologis (auksin), tidak hanya melalui biological nitrogen fixation.
  • Protozoa memangsa bakteri dan membiarkan eksudat N di atas akar karena makhluk ini hanya memerlukan rasio C/N lebih kecil dari bakteri.
  • Simbiosis dengan jamur mikoriza menaikkan akses nutrisi ke akar karena miselium jamur mampu masuk ke ruang sangat kecil yang akar bulu tanaman tidak bisa lakukan.
  • Eksudasi akar yang berlebih menaikkan rhizodeposition.
  • Eksudasi dari sistem perakaran sangat kompleks.
  • Penggunaan pestisida dan bahan kimia memblokir komunikasi antara tanaman dengan mikroba dalam tanah karena saling berikatan sehingga reseptor spesifik dalam mikroba gagal berkoneksi.
  • Pelarutan unsur tanah naik dengan pembasahan dan pengeringan tanah secara berulang.

 

Sumber: Buku Padi Sri Organik