Pertanianku — Pada saat ini pasar telur itik di dunia masih dikuasai oleh Malaysia, Taiwan, dan Thailand. Di Indonesia sendiri, produksi telur itik diekspor ke negara tetangga, yaitu Singapura sehingga daerah-daerah dekat perbatasan Indonesia—Singapura banyak yang melakukan ternak itik petelur.

Permintaan untuk pasar dalam negeri sendiri juga selalu mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat dari produsen itik petelur semakin banyak di beberapa daerah seperti di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan di beberapa bagian Pulau Sumatera. Produsen telur itik yang berada di Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah memenuhi pasar di sekitar kawasan DKI Jakarta.
Perkembangan teknologi pengolahan telur itik pun semakin meningkat ketika permintaan di pasaran meningkat. Terutama, pada teknologi pengawetan telur dengan pemanasan dan tekanan yang dapat mempercepat proses pengawetan. Selain itu, sudah hadir pula teknologi dalam bidang rekayasa aneka rasa telur asin.
Tentunya dengan peluang pasar yang besar dan didukung oleh kehadiran teknologi yang dapat memudahkan Anda dalam beternak dapat menjadi peluang bisnis yang baik. Di sisi lain, Direktorat Jenderal Peternakan sudah mulai melakukan pembibitan itik lokal yang unggul.
Itik petelur unggul lokal
Saat ini sudah banyak bibit itik petelur lokal unggul yang tersebar di beberapa bagian Pulau Jawa seperti itik cirebon, itik magelang, itik karawang, itik bali, itik tegal, itik alabio, itik mojosari, dan itik cihateup di Tasikmalaya. Di antara semua jenis itik tersebut, ada dua itik yang memiliki tingkat produktivitas telur yang cukup tinggi, yaitu itik alabio dari Kalimantan Selatan dan itik mojosari dari Mojokerto.
Itik alabio memiliki produksi telur yang tinggi sekitar 240 butir per ekor per tahun dengan bobot telur yang dihasilkan seberat 62 gram per butir. Sementara itu, itik mojosari mampu menghasilkan telur sebanyak 230—250 butir per ekor per tahun dengan bobot telur seberat 69 gram per butir untuk itik mojosari cokelat dan 64 gram per butir untuk itik mojosari putih.
Itik tegal dapat menghasilkan telur sebanyak 230 butir per tahun dan itik magelang mampu menghasilkan telur sebanyak 170 butir.
Itik hibrida unggul hasil persilangan
Itik hibrida dihasilkan dari perkawinan silang yang dilakukan kerja sama antara beberapa peternak dengan Balai Penelitian Ternak Bogor. Kerja sama tersebut menghasilkan itik hibrida yang memiliki kualitas dua kali lipat lebih baik daripada itik biasanya.
Salah satu produk itik hibrida adalah itik ratu, itik yang dihasilkan dari perkawinan silang antara itik alabio jantan dengan itik mojosari betina. Produktivitas itik ini dapat mencapai sebesar 97 persen lebih banyak daripada itik biasa, lebih tahan terhadap penyakit, dan ukuran telurnya lebih besar. Rata-rata berat telur berkisar 65—75 gram per butir.