Pertanianku – Idealnya pohon kayu ditanam dengan jarak rapat, yaitu 2 m x 2 m (populasi 2.500 pohon/ha); 2 m x 2,5 m (populasi 2.000 pohon/ha); 2,5 m x 2,5 m (populasi 1.600 pohon/ha); 2,5 m x 3 m (populasi 1.334 pohon/ha); atau 3 m x 3 m (1.112 pohon/ha). Harapan pekebun, semakin padat populasi semakin tinggi kubikasi. Faktanya populasi dan kubikasi tidak selalu berbanding lurus.
Semakin padat populasi, jarak tanam semakin rapat sehingga terjadi persaingan. Di bawah tanah, akar memperebutkan air dan unsur hara, sedangkan di atas tanah, tajuk memperebutkan sinar matahari dan ruang tumbuh. Jarak tanam terlalu rapat tanpa pemeliharaan yang tepat menyebabkan pohon-pohon menjadi kurus dan tinggi, padahal kayu dinilai dari ukuran garis tengah batangnya juga. Batang yang kecil harganya murah. Oleh karena itu, perhitungkan bentang optimal tajuk setiap tanaman agar pertumbuhannya baik.
Mahoni misalnya, bisa ditanam dengan jarak 3 m x 3 m. Sengon kerap ditanam dengan jarak 2 m x 2 m (populasi 2.500 pohon/ha) agar pertumbuhan batang lurus. Setiap tahun pekebun menyeleksi tanaman yang bengkok, kuntet, atau rusak terserang hama penyakit. Jarak tanam beragam tidak menjadi masalah, yang penting pohon besar dan lurus. Tanaman kayu mulai menghasilkan uang paling cepat pada tahun ke-3 hingga ke-4 pascatanam. Itu pun biasanya hasil penjarangan bila melakukan penanaman rapat. Hasil penjarangan tidak seberapa karena ukuran kayu kecil. Jika dihitung-hitung, penanaman sayuran, hortikultura, atau tanaman pangan yang panen di umur 30—100 hari lebih menguntungkan. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan hasil dari sebidang lahan lebih baik dilakukan penanaman secara tumpangsari, yaitu menanam pohon bersama tanaman pertanian yang cepat menghasilkan.
Tanaman yang digunakan jika penanamannya dilakukan secara tumpangsari biasanya sayuran semusim, sayuran buah, hingga tanaman rimpang. Jenis dan waktu pengusahaan tanaman tumpangsari tergantung jenis dan kesuburan tanah, jenis tanaman pokok (pohon kayu), kerapatan tanaman tumpangsari, dan jenis tanaman tumpang itu sendiri. Intinya, pekebun menentukan sendiri berapa uang yang akan mereka dapatkan dari lahan.
- Tahun ke-0—2
Tajuk tanaman pokok belum terbentuk sehingga bisa ditumpangsari dengan tanaman yang memerlukan sinar matahari penuh seperti pepaya, sayuran, tanaman rimpang, kacang-kacangan, umbi-umbian, atau beberapa jenis secara bersamaan. Pemupukan tanaman tumpangsari harus terpisah dengan tanaman pokok agar pertumbuhan tanaman tumpangsari tidak terganggu.
- Tahun ke-3—panen
Tajuk tanaman pokok membentuk naungan lebih dari 60%. Tanaman yang tepat antara lain kapulaga, porang, katuk, dan jenis temu-temuan. Masa tanam tanaman tumpangsari cukup lama, yaitu 12 bulan atau lebih. Akibatnya, siklus tanaman tumpangsari hanya sekali sebelum panen keseluruhan. Panen tanaman tumpangsari bisa sebelum maupun bersamaan dengan panen pohon kayu, tergantung masa tanam tanaman tumpangsari dan umur panen pohon.
Sumber: Buku Bisnis dan Budidaya 18 Kayu Komersial