Jamur Kombucha, Rahasia Diet Detoks Alami Anti-obesitas

Pertanianku — Tubuh ideal selalu menjadi impian setiap orang, tetapi untuk mendapatkannya dengan cara yang aman sangatlah sulit. Namun jangan khawatir, seiring waktu para peneliti akhirnya menemukan solusi, yakni dengan adanya diet detoks.

diet detoks
Foto: Shutterstock

Kita tahu, kehadiran teknologi yang terus berkembang dan memudahkan kita dalam melakukan hal apa pun seolah-olah mengantarkan kita ke dalam pintu berbagai penyakit yang diakibatkan karena kurangnya aktivitas bergerak. Semakin banyak makan dan sedikit bergerak, tentunya dapat menyebabkan obesitas alias kelebihan berat badan.

Obesitas yang tidak disembuhkan dapat menciptakan penumpukan limbah racun dalam tubuh. Racun itu kemudian akan menjadi jembatan-jembatan baru bagi penyakit lain yang tidak kalah berbahaya seperti diabetes mellitus, kanker, gangguan ginjal, hipertensi, jantung, dan penyakit mematikan lainnya.

Kabar baiknya, para ahli mencoba berinovasi dengan menciptakan diet detoksifikasi. Ini untuk mencegah dan mengatasi obesitas beserta kroni-kroninya. Diet detoks ini ampuh menyingkirkan racun yang bersarang di dalam organ-organ vital dalam tubuh. Uniknya lagi, diet jenis ini menggunakan bantuan mikroba positif yang berasal dari ekstrak kombucha terfermentasi.

Kombucha merupakan sejenis jamur yang cukup mudah ditemukan di Indonesia. Menurut Dr. Sklenar (dalam majalahnya berjudul Experimental Healing Science), jamur ini bermanfaat sebagai penawar racun penyebab beberapa penyakit kronis seperti kolestrol dan kanker karena mengandung enzim dan asam laktat.

Ekstrak kombucha dapat mencairkan lemak yang tertimbun di dalam tubuh, kemudian dikeluarkan melalui buang air. Seorang ahli juga mengatakan bahwa jamur kombucha ampuh untuk mencegah perkembangbiakan E. Coli yang berperan penting dalam pencernaan manusia.

Namun demikian, sebelum mengonsumsi ekstrak kombucha, pastikan Anda memiliki daya tahan tubuh yang kuat dan tidak memiliki alergi. Sebab, kandungan asam dan bakteri yang tinggi dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan alergi.

Efek samping yang ditimbulkan jika terinfeksi ekstrak kombucha ini ialah munculnya alergi, sakit kepala dan perut, muntah, serta permukaan kulit yang menguning. Bagi yang memiliki penyakit tertentu seperti diare, diabetes, dan iritasi usus sebaiknya mengurangi dosis saat mengonsumsi kombucha yang memengaruhi gula darah.

Proses pembuatan ekstrak kombucha pun terbilang mudah. Hanya dengan melarutkannya dalam larutan teh, gula, dan mikroba atau sering disebut sebagai ragi. Proses fermentasi ini memakan waktu sekitar 8—12 hari, tergantung suhu di dalam ruangan.

Semakin tinggi suhu, proses fermentasi kombucha juga semakin cepat. Proses fermentasi membuat kombucha semakin berkhasiat karena mengandung asam amino, folat, asetat, laktat, enzim, vitamin C, vitamin B, dan alkohol.