Jamur Merang Favorit Banyak Orang

Pertanianku — Memiliki nama ilmiah Volvariella volvacea, jamur merang sudah lama digandrungi banyak orang. Sebagai salah satu jamur konsumsi, jamur merang banyak dibudidayakan di dunia. Beberapa daerah yang membudidayakan jamur ini adalah Asia Timur dan Asia Tenggara.

Volvariella volvacea jamur merang
Foto: freepik

Jamur merang bisa tumbuh subur di negara beriklim tropis atau subtropis, salah satunya di Indonesia. Popularitas jamur merang sudah lama terdengar. Dalam bahasa Aceh, jamur ini disebut sebagai kulat jumpung.

Jamur merang bisa dengan mudah dibedakan dari jenis jamur lainnya. Tubuh buah jamur famili Pluteaceae ini memiliki bentuk bulat telur. Warnanya cokelat gelap hingga keabu-abuan. Bagian luar jamur luar diselimuti oleh selubung.

Ketika sudah dewasa, jamur merang pun berkembang menjadi lebih besar. Tudung jamur merang akan berkembang dan berbentuk seperti cawan berwarna cokelat tua keabu-abuan. Bagian batangnya pun berubah menjadi warna cokelat muda. Hanya saja biasanya, jamur merang dijual saat masih muda ketika belum berkembang sempurna.

Jamur merang dibudidayakan dalam bangunan yang disebut kumpung. Seperti namanya, jamur ini ditumbuhkan pada merang atau jerami yang sudah dikomposkan.

Namun semakin lama, budidaya jamur merang pun menggunakan media lain seperti kompos dari sampah kertas, tandan kosong sawit, kompos batang pisang, dan kompos biomassa lainnya. Selain itu, limbah kapas juga bisa digunakan sebagai media tanam yang baik.

Jamur merang dikenal juga sebagai warm mushroom. Hal ini karena jamur bulat ini bisa hidup dan bertahan pada suhu yang relatif tinggi. Jika jamur-jamur lain kurang menyukai suhu udara yang panas, jamur merang bisa tumbuh pada suhu 30—38 derajat Celcius. Pertumbuhan jamur merang akan optimum pada suhu 35 derajat Celcius.

Rasa jamur merang gurih, karenanya ia banyak digemari. Teksturnya juga tidak mudah berubah saat dimasak dan dipanaskan. Oleh karena itu, jamur merang banyak digunakan dalam banyak campuran masakan seperti mie ayam jamur, tumis jamur, pepes jamur, sup, hingga capcay.

Di Indonesia, jamur merang banyak dibudidayakan di daerah Dieng. Jamur merang banyak dijual dalam bentuk segar ataupun kalengan. Meskipun demikian, popularitasnya di dunia masih kalah oleh jamur kancing.

Kandungan protein jamur merang mencapai 3,2 gram dalam 100 gram jamur. Kandungan ini cukup tinggi dan bisa bertambah menjadi 16 gram bila dikeringkan. Selain itu, jamur merang juga kaya kalsium dan fosfor yang baik untuk tulang.