Pertanianku — Kebutuhan kompos dapat dipenuhi sendiri dengan mengomposkan bahan-bahan organik. Jika selama ini Anda hanya mengenal bahan-bahan organik seperti sampah organik yang dapat dijadikan kompos, Anda harus ketahui bahwa kompos juga bisa dibuat dari tanaman liar yang sering tumbuh di pekarangan atau tanah kosong. Berikut ini beberapa tanaman liar yang dapat diolah menjadi pupuk organik.

Tanaman pahitan (Tithonia diversifoloia)
Tanaman pahitan ini mengandung nitrogen sebesar 3,4 persen, fosfor 0,3 persen, dan kalium sebesar 3,1 persen. Tanaman pahitan yang dikenal tidak memiliki nilai ekonomis ini dapat dibudidayakan dengan cara disetek atau biji. Daunnya dapat dipanen setiap dua bulan dan mampu menghasilkan 6,6—6,8 ton. Kandungan unsur hara yang dihasilkan dari tanaman pahitan mencapai 150—240 kg Nitrogen dan 156—245 kg Kalium/hektare/tahun.
Daun kelor (Moringa oleifera)
Selain berkhasiat sebagai tanaman obat, daun kelor juga dapat berfungsi sebagai penyubur tanaman karena mengandung nutrien yang cukup lengkap. Daun kelor mengandung unsur amino yang sangat lengkap, unsur mikro, dan hormon pertumbuhan. Namun, unsur nitrogen dalam daun kelor terbilang sedikit. Di Afrika, daun kelor sering digunakan sebagai suplemen nutrisi bagi manusia, pupuk, dan pakan ternak yang berkualitas.
Babandotan (Ageratum conyzoides)
Babandotan sangat mudah ditemui tumbuh di pekarangan di antara rerumputan. Tanaman liar ini juga bisa berkhasiat sebagai obat herbal untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Selain itu, babandotan dapat dijadikan sebagai pupuk hijau dan pestida nabati. Penggunaan babandotan sebagai pupuk mampu menambah hasil produksi panen sebesar 23,3 persen.
Kacang gude (Cayanus cayan)
Tanaman ini mampu menghasilkan unsur Nitrogen hingga 2.000 kg/hektare dalam waktu 10 bulan. Kacang gude juga bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah dan mengendalikan kehadiran gulma.
Orok-orok (Crotalaria juncea)
Daun orok-orok mengandung Nitrogen sebesar 5,14 persen, fosfor 0,43 persen, dan kalium 3,95 persen. Daun orok-orok dapat dibudidayakan dan mampu menghasilkan bahan hijauan sebesar 18—17 ton/hektare. Tanaman ini dapat dipanen pada umur 6—8 minggu dan mampu menghasilkan biji sebanyak 1,13 ton/hektare.
Sesbania (Sesbania sp.)
Sesbania mampu menghasilkan 80—100 kg Nitrogen/hektare dari 4—5 ton sesbania kering. Sesbania sudah dapat dipanen pada umur 40 hari.