Pertanianku — Tingkat kedalaman kolam nila sangat penting untuk diperhatikan karena dapat memengaruhi pertumbuhan ikan nila. Ikan nila yang dipelihara dalam tahap pembesaran lebih nyaman berada di kolam dengan tingkat kedalaman sekitar 1—1,3 meter.

Ikan nila merasa yang nyaman berada di dalam kolam dapat hidup dengan baik sehingga pertumbuhannya menjadi lebih cepat. Jika pembesaran ikan dilakukan pada kolam yang dangkal, pertumbuhannya berjalan lebih lambat karena muncul sifat memijah ikan.
Sifat memijah itu dialami oleh ikan nila yang berumur 3—4 bulan dengan bobot 150—200 gram. Sifat memijah dapat muncul pada ikan jantan ataupun ikan betina. Sifat tersebut timbul karena ketinggian kolam yang dangkal.
Sementara itu, di kolam yang dalam, sifat memijah sulit terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi kolam yang cenderung gelap karena matahari tidak bisa masuk hingga ke dasar kolam dan suhu kolam menjadi rendah. Kondisi kolam yang dalam membuat naluri induk jantan dan betina untuk memijah tidak akan muncul.
Oleh karena itu, kolam yang dangkal lebih cocok digunakan untuk budidaya nila pada fase pemijahan dan pendederan. Pada fase ini ketinggian air kolam yang dibutuhkan tidak lebih dari 50 cm.
Proses pemijahan yang terhambat membuat zat nutrisi dari pakan digunakan sepenuhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi telur atau sperma.
Kolam nila yang dalam juga dapat membuat padat tebar menjadi tinggi sehingga pembudidaya dapat memelihara lebih banyak ikan nila dalam satu kolam. Kondisi padat tebar yang tinggi tentunya dapat membuat hasil panen menjadi lebih tinggi daripada biasanya.
Setelah mengetahui kedalaman kolam nila yang tepat, langkah selanjutnya ialah mengetahui syarat kolam pemeliharaan yang tepat. Kolam yang telah memenuhi syarat dapat memudahkan Anda mengelolanya, baik sebelum maupun sesudah pemeliharaan. Syarat kolam yang harus dipenuhi adalah tidak bocor, mudah dialiri air, mudah dikeringkan, sirkulasinya merata, mudah dalam proses panen, dan terbuka.