Pertanianku — Jenis burung kicau kelas panglima merupakan pesaing yang mungkin dapat merebut posisi burung jawara di kelas mahkota. Kemungkinan tersebut bisa terjadi dengan berbagai sebab. Sebenarnya, burung kicau yang masuk ke kelas ini tergolong berpotensial memenangi kontes, tetapi memerlukan waktu atau jam terbang yang lebih banyak untuk disejajarkan dengan burung unggulan.

Anis kembang
Anis kembang (Zoothera interpres) merupakan kerabat dekat dari anis merah yang pernah eksis di arena kontes. Pada 1990–2000-an, popularitas anis kembang melesat tajam, bahkan harganya tergolong fantastis. Namun, anis kembang mulai dirasa sulit untuk diikuti kontes karena penampilannya tidak begitu stabil saat berada di arena kontes. Setelah beberapa tahun menghilang, belakangan anis kembang mulai muncul kembali.
Ciblek
Ciblek (Prinia familiaris) sebetulnya sudah pernah berlenggang di arena kontes, tetapi keberadaannya mulai tersingkir karena berbagai alasan. Salah satunya adalah banyak penggemar yang menilai harga jualnya tidak sebanding dengan biaya perawatannya. Artinya, ciblek kurang menguntungkan secara ekonomi.
Cucak jenggot
Cucak jenggot (Criniger bres) merupakan kerabat dekat burung ketilang/kutilang dan crocok. Burung ini sebelumnya dikenal sebagai premaster suara untuk burung kontes jenis lainnya. Saat ini pamor cucak jenggot mulai naik karena trecetan suaranya yang keras dan terdengar cukup tajam. Selain itu, cucak jenggot juga tergolong rajin mengeluarkan suara trecetannya dan stabil.
Tledekan
Tledekan (Cyornis banyumas) merupakan burung kecil yang memiliki banyak warna. Dahulu, burung tledekan juga pernah eksis di arena konser. Sayangnya, eksistensi burung bertipe fighter ini mulai tergusur. Burung kecil ini berkarakter keras dan memiliki kemampuan tempur yang hanya bertahan selama 25–30 menit, bahkan kemampuannya bisa lebih rendah bila burung belum terlatih dengan baik.
Bila tledekan sudah terawat dan terlatih, burung kecil ini pantang melihat jenisnya. Burung akan langsung gacor mengeluarkan suara kicauannya.