Pertanianku — Bibit yang memiliki kemampuan vigor benih baik akan lebih disukai oleh konsumen karena pertumbuhan kecambah benih akan seragam dan dapat menghasilkan pohon yang tumbuh dengan baik. Selain itu, benih yang memiliki vigor benih baik mudah untuk dipelihara. Bibit yang memiliki kemampuan vigor benih yang rendah dapat dimanipulasi untuk menaikkan kemampuan vigornya dengan metode priming.
Priming benih dapat dilakukan dengan beberapa metode. Berikut ini ulasan metode priming lebih lanjut.
Hydropriming (perendaman dalam air)
Priming dilakukan menambahkan benih dengan air dalam jumlah terbatas secara terus-menerus atau secara berurutan. Benih yang direndam dalam air akan dikeringkan di tempat yang teduh. Perlakuan ini sangat baik diberikan pada benih yang berkulit keras/liat. Metode ini terbukti ampuh meningkatkan persentase perkecambahan dan indeks perkecambahan serta memperpendek rata-rata waktu perkecambahan hingga 50 persen dari benih umumnya.
Halopriming (perendaman dalam larutan garam inorganik)
Metode priming ini menggunakan garam seperti kloridan sulfat dan nitrat. Metode ini sering digunakan untuk memperbaiki toleransi bibit terhadap cengkeraman kadar garam. Metode ini dilakukan dengan merendam benih ke dalam larutan garam. Setelah itu, bersihkan benih dari larutan garam dengan dibilas air keras, dan dikeringkan di tempat teduh. Beberapa bibit jagung yang direndam pada larutan NaCl mengalami perkecambahan yang signifikan.
Biopriming
Metode ini merupakan kombinasi antara hidrasi benih (aspek fisiologis) dan inokulasi dengan mikroorganisme yang berfungsi untuk melindungi benih dengan bantuan dari jamur dan bakteri yang menguntungkan. Metode biopriming digunakan untuk membuat bibit mampu mengendalikan penyakit.
Osmopriming (perendaman dalam larutan ormotik organik)
Metode ini merupakan metode yang paling sering digunakan. Benih akan diinkubasi dalam larutan yang beraerasi dengan potensi air yang rendah. Selanjutnya, benih dicuci dan dikeringkan. Larutan yang memiliki potensi rendah adalah osmotika seperti monitol dan polietilenglikol (PEG). Benih akan direndam pada larutan tersebut, lalu dicuci dan dikeringkan.
Solid Matrik Priming
Metode ini dilakukan dengan menginkubasi benih di dalam materi padat yang tidak mudah larut jika dicampur dengan air. Materi padat tersebut berupa tanah liat, vermikulit, gambut, pasir, abu gosok, atau serbuk gergaji.