Jenis-jenis Sidat

Pertanianku – Di Indonesia, terdapat enam jenis sidat. Namun, hanya dua jenis saja yang sering ditangkap nelayan, yakni sidat kembang (Anguilla marmorata) dan sidat anjing (Anguilla bicolor). Kedua sidat ini banyak menghuni aliran-aliran sungai yang jernih berbatu dan berdiam dalam lubang-lubang cadas atau sela-sela batu. Dibandingkan dengan sidat anjing, sidat kembang lebih banyak konsumennya. Berikut beberapa jenis sidat yang terdapat di dunia.

Jenis jenis sidat

  1. Anguilla marmorata. Merupakan jenis sidat terbesar dengan ukuran maksimum yang pernah ditemukan. Panjangnya dapat mencapai 200 cm dengan bobot 27 kg. Sidat ini memiliki tulang punggung antara 100—107 ruas. Badannya transparan, cokelat kemerahan, dan memiliki bintik hitam pada ekor. Memiliki garis gelap pendek di badannya serta bentuk badan yang buntek. Saat berenang, gerakannya kurang lincah. Pada tingkat elver, sidat ini panjangnya 6,10 cm dengan berat 0,09—0,24 g/ekor. Rata-rata per kg berisi 6.000 ekor elver. Sidat ini sudah banyak dibudidayakan di Taiwan, tetapi sering gagal karena kurang tahan terhadap suhu rendah di bawah 23o C. Pada umur setahun, dalam 1 kg dapat diperoleh enam ekor sidat. Rasa dagingnya sama dengan sidat eropa.
  2. Anguilla bicolor. Sidat ini lazim disebut sidat Indonesia. Sidat ini tersebar dari Afrika Timur dan Madagaskar sampai India, Indonesia, dan Australia. Sidat dewasa yang pernah ditemukan panjangnya mencapai 110 cm dengan bobot 3 kg. Badan sidat ini polos dengan sirip punggung kira-kira di atas sirip dubur. Badannya berwarna cokelat kehitaman dan kepalanya tumpul. Jumlah tulang punggungnya terdiri dari 107 ruas. Pada tingkat elver, sidat ini bobotnya 0,13 g/ekor atau berisi 6.000—7.000 ekor per kg.
  3. Anguilla japonica. Lazim disebut sidat jepang. Warna tubuh dari sidat ini kelabu dengan perut yang berwarna putih. Kepalanya berujung membulat. Sirip dada terletak di bagian depan. Rata-rata memiliki tulang punggung berjumlah 115 ruas. Ukuran maksimal sidat betina adalah panjangnya 125 cm dengan bobot 6 kg/ekor. Bentuk badan membulat dengan sirip agak panjang dengan gerakannya yang lincah. Sidat ini sudah dibudidayakan di Jepang dan Taiwan karena tahan terhadap suhu dingin maupun panas. Pada suhu di atas 32o C, tubuh akan menyusut, sedangkan pada suhu di bawah 12o C, sidat ini akan kehilangan nafsu makannya. Sidat ini mudah beradaptasi dengan pakan buatan. Penyebarannya terdapat di Cina dan Jepang. Pada tingkat elver, sidat ini panjangnya 5,2—6,52 cm dengan bobot rata-rata 5,75 g/ekor. Tiap kg elver berisi sekitar 6.000 ekor. Sidat ini sangat disukai konsumen di Jepang.
  4. Anguilla anguilla. Pada umumnya disebut sidat eropa. Penyebaran sidat ini terdapat di pantai barat Eropa, Afrika Utara, dan Islandia Barat. Warna tubuhnya mirip sidat jepang, tetapi bentuk kepalanya lebih kecil dan lancip. Badannya bulat gemuk berwarnatransparan dan terdapat garis memanjang merah sampai ke batas ekor. Sewaktu makan, warna badan menjadi kehijauan, meski sebelumnya hitam kekuningan. Jumlah ruas tulang belakang 103—111 ruas. Ukuran maksimal sidat betina sama dengan sidat jepang. Sidat ini paling banyak diminati untuk dibudidayakan. Pada tingkat elver, sidat ini berukuran panjang 6,28—8,5 cm dengan berat benih 0,21—0,55 g/ekor. Tiap kg berisi 2.000—3.000 ekor elver. Kecepatan pertumbuhannya sangat bervariasi. Ada yang bisa mencapai 200 g/ekor pada umur satu tahun. Sidat ini kurang cocok dibudidayakan pada suhu di atas 27o C.
  5. Anguilla rostrata. Sidat amerika ini penyebarannya di pantai timur Amerika, Kanada, dan Greenland. Warna tubuh putih terang. Ukuran maksimal sidat betina yang pernah ditemukan panjangnya 125 cm dengan bobot 6 kg. Bentuknya mirip sidat eropa dan sidat jepang, tetapi lingkaran matanya lebih besar dan menonjol. Jumlah tulang punggungnya 105—109 ruas. Pada tingkatan elver, sidatini bobotnya 5,24—6,35 g/ekor dan tiap kg berisi 7.000—8.000 ekor. Sidat ini bisa dibudidayakan dan dapat tumbuh baik pada kisaran suhu 23—30o C. Di bawah suhu 12o C dan di atas suhu 32o C, pertumbuhannya akan terhambat. Sidat yang pertumbuhannyabagus akan berwarna putih keabu-abuan, sedangkan yang pertumbuhannya jelek akan berwarna kekuningan.

 

Sumber: Buku Budidaya Belut dan Sidat