Pertanianku — Tiang panjat atau tajar merupakan tempat tanaman lada memanjat. Tajar lada dapat berupa tajar mati atau tajar hidup. Tajar mati lebih sering digunakan di daerah Bangka dan Kalimantan, sedangkan tajar hidup kerap dipakai oleh petani di daerah Lampung. Tajar hidup umumnya disediakan 1–2 tahun sebelum penanaman tanaman lada atau bergantung pada kecepatan pertumbuhan jenis tanaman yang digunakan.

Tajar hidup untuk tanaman lada harus merupakan tanaman yang tahan lama dan memungkinkan akar melekat dengan baik. Selain itu, tanaman yang dipilih harus tidak akan merugikan, mudah didapat, cepat tumbuh dan tahan dipangkas, serta murah.
Sebenarnya, tajar hidup memiliki beberapa kekurangan, tetapi kekurangan tersebut bisa diatasi dengan pemangkasan. Dengan pemangkasan yang rutin dilakukan tiga kali setahun, sedikit demi sedikit ketersediaan energi surya bisa ditingkatkan sehingga produktivitas lada menjadi tinggi.
Tajar hidup yang sering digunakan adalah dadap duri, kapuk, dan gamal. Sebenarnya, masih ada tanaman lain yang berpotensi menjadi tajar hidup, yakni mendaru, gelam, atau mentangir. Di antara beberapa jenis tanaman tersebut, tanaman dadap duri dianggap tajar hidup terbaik untuk tanaman lada.
Dadap duri
Dadap duri (Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr.) memiliki kelemahan berupa permukaannya yang licin dan tidak tahan terpaan angin kencang. Tanaman ini juga sering terkena hama penggerek batang.
Kapuk
Tajar hidup dari tanaman kapuk sering digunakan di Lampung. Sayangnya, tajar ini membuat pertumbuhan lilit batang tanaman relatif cepat sehingga kadang kala dapat menyebabkan akar lekat kembali terlepas dari tajar. Laju pertumbuhan lilit batang yang terlalu cepat dapat diatasi dengan pemangkasan yang lebih intensif. Pemangkasan tersebut dapat membuat tanaman tumbuh setengah bonsai.
Gamal
Gamal (Gliricidia maculate atau Gliricidia sepium) sudah digunakan secara luas dan berkembang dengan pesat. Pasalnya, tanaman gamal terbilang memiliki daya adaptasi yang tinggi dan mudah tumbuh.
Sayangnya, tajuk gamal kurang rindang dan perakarannya terbilang dangkal sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman pokok menjadi terlambat. Penelitian di Natar menunjukkan, kemungkinan adanya pengaruh allelopati (mengeluarkan senyawa beracun bagi tanaman). Senyawa tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman lada terhambat.