Pertanianku — Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup. Ada 4 jenis pupuk kompos yang biasa digunakan dalam pertanian organik.

Pengelompokan jenis-jenis pupuk kompos bisa dilihat dari tiga aspek. Pertama, dilihat dari proses pembuatannya, yaitu ada kompos aerob dan anaerob. Kedua, dilihat dari dekomposernya. Ada kompos yang menggunakan mikroorganisme dan ada juga yang memanfaatkan aktivitas makroorganisme.
Ketiga, dilihat dari bentuknya, ada yang berbentuk padat dan ada juga yang cair.
Berikut ini beberapa contoh dari jenis-jenis pupuk kompos yang umum dipakai.
- Pupuk kompos aerob
Pupuk kompos aerob dibuat melalui proses biokimia yang melibatkan oksigen. Bahan baku utama pembuatan pupuk kompos aerob adalah sisa tanaman, kotoran hewan atau campuran keduanya. Proses pembuatannya memakan waktu 40—50 hari. Lamanya waktu dekomposisi tergantung dari jenis dekomposer dan bahan baku pupuk.
- Pupuk bokashi
Pupuk bokashi merupakan salah satu tipe pupuk kompos anaerob yang paling terkenal. Ciri khas pupuk bokashi terletak pada jenis inokulan yang digunakan sebagai starter-nya, yaitu efektif mikroorganisme (EM4). Inokulan ini terdiri atas campuran berbagai macam mikroorganisme pilihan yang bisa mendekomposisi bahan organik dengan cepat dan efektif.
- Vermikompos
Vermikompos merupakan salah satu produk kompos yang memanfaatkan makroorganisme sebagai pengurai. Makroorganisme yang digunakan adalah cacing tanah dari jenis Lumbricus atau jenis lainnya.
Vermikompos dibuat dengan cara memberikan bahan organik sebagai pakan kepada cacing tanah. Kotoran yang dihasilkan cacing tanah inilah yang dinamakan vermikompos. Jenis organisme lain yang bisa digunakan untuk membuat kompos adalah belatung (maggot black soldier fly).
- Pupuk organik cair
Pupuk organik cair dibuat dengan cara pengomposan basah. Prosesnya bisa berlangsung aerob ataupun anaerob. Pupuk organik cair dibuat karena lebih mudah diserap oleh tanaman. Dari beberapa praktik, pupuk organik cair lebih efektif diberikan pada daun dibanding pada akar (kecuali pada sistem hidroponik).
Penyemprotan pupuk organik cair pada daun harus menggunakan takaran atau dosis yang tepat. Sebab, pemberian dosis yang berlebihan akan menyebabkan kelayuan daun dengan cepat.