Jilatan Anjing Berbahaya untuk Kesehatan, Mitos Atau Fakta?

Pertanianku – Bagi Anda pecinta anjing dan memiliki anjing peliharaan di rumah, apakah saat bermain-main dengannya terkadang anjing menjilat wajah Anda? Mungkin sebagian orang beranggapan hal tersebut biasa terjadi oleh mereka yang memiliki anjing. Namun, ada juga yang menganggapnya berbahaya bagi kesehatan manusia. Nah, sebenarnya jilatan anjing berbahaya untuk kesehatan itu mitos atau fakta?

jilatan-anjing-berbahaya-untuk-kesehatan

Melansir Okezone (3/11) John Oxford, profesor emeritus virologi dan bakteriologi di Queen Mary University London, mengungkapkan, anjing menghabiskan setengah hidup mereka dengan mencium segala sesuatunya. Termasuk sudut-sudut atau barang yang kotor. Moncong mereka punya banyak bakteri, virus, dan segala jenis kuman.

Bakteri di mulut anjing disebut zoonosis yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, di antaranya clostridium, e-coli dan campulobacter, serta menyebabkan gastroenteritis. Pasteurella multocida yang terdapat pada mulut anjing bisa mengakibatkan meningitis pada 42 bayi usia di bawah empat tahun di Prancis.

Hampir setengah bayi yang baru lahir dan sebagian besar di antara mereka terinfeksi karena anjing atau kucing yang kerap menjilati mereka. Bahkan, empat di antara mereka meninggal. Para peneliti menyarankan untuk mengurangi kontak hewan peliharaan dengan bayi.

Sebuah tulisan dalam Vet Journal Kanada pada 1989 menunjukkan, tidak ada efek khusus saat kita mencium anjing atau kucing. Namun, mereka memperingatkan, selaput lendir pada hidung, mulut, dan mata berbahaya bagi kesehatan. Sebuah kasus pun terjadi, anjing menyebarkan Haemophilus aphrophilus pada manusia dan menyebabkan abses otak dan radang hati. Sebagian besar dari anak-anak bahkan menelan kutu-kutu yang terinfeksi bakteri itu dan menderita infeksi cacing pita atau Dipylidium caninum.

Bruno Chomel, profesor kesehatan penduduk dan reproduksi dalam kedokteran hewan di University of California mengatakan, sebaiknya anjing tidak menjilat pada bagian atas leher atau wajah manusia. Sebisa mungkin, untuk mengurangi kontak jilatan anjing. Terutama pada anak-anak sehingga mengurangi risiko penyakit yang telah disebutkan di atas. Demikian dikutip dari laman Theguardian.