Jokowi: Indonesia Seharusnya Tidak Lagi Impor Pangan

Pertanianku – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) masih heran dengan kebiasaan Indonesia yang masih melakukan impor pangan. Padahal, Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki sumber daya alam melimpah ditambah memiliki lahan pertanian yang sangat luas dari Sabang sampai Merauke. Namun, hal ini rupanya tidak menjadikan negara ini memiliki ketahanan pangan yang kuat. Faktanya Indonesia masih sering mengimpor bahan pangan.

jokowi-indonesia-seharusnya-tidak-lagi-impor-pangan

Menurut Jokowi, kebiasaan impor bisa dihentikan dengan niat dan tekad dari para pejabat pemerintah yang ada saat ini. Bahkan, penghentian kebiasaan impor bisa dilakukan dengan meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan pangan yang ada.

Jokowi menyebutkan, pada kunjungan kerja belakangan ini, pernah menemukan masalah produksi jagung, yaitu keluhan petani atas harga jagung antarwilayah masih belum merata.

Saat ini, kata Jokowi, harga jagung sudah dipatok Rp2.700 per kg dan yang akan menyerap Perum Bulog. Hasilnya, para petani saat ini semangat menanam jagung dan angka impor jagung turun 60%.

“Tapi jangan semuanya tanam jagung, nanti produksi beludak harga jatuh lagi. Ini nanti yang kendalikan Pak Menteri Pertanian,” kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, seperti mengutip dari Okezone (01/12).

Menurut Jokowi, impor pangan seharusnya tidak lagi dilakukan oleh pemerintah Indonesia, sekalipun untuk memenuhi kebutuhan nasional.

“Jangan sampai jagung impor lah, apa itu. Buah impor, jagung masih impor, kedelai masih impor, ya pak. Garam masih impor, haduh masa sih kita enggak bisa kita memproduksi itu. SDA kita, tanah kita semuanya sangat mendukung untuk berproduksi dan bisa bersaing dengan negara lain. Ini hanya masalah niat, kemauan,” tutur Jokowi.

Untuk menghentikan kebiasaan impor, Presiden Joko Widodo mengatakan semuanya harus bersatu, antara pemerintah pusat, daerah, gubernur, bupati, wali kota, hingga kepala desa.

“Kalau kerja sendiri-sendiri sudah lupakan. Ini harus bekerja bareng-bareng, saya sudah perintahkan Mentan, Mendes, Men PU, mulai tahun depan. Dua tahun ini fokus pada waduk-waduk, tahun depan mulai konsentrasi buat lumbung sebanyak-banyaknya, kantong air,” tutupnya.