Pertanianku — Awal 2021 disambut dengan kenaikan harga kedelai impor yang membuat para pengusaha tempe dan tahu menjerit, bahkan melakukan aksi mogok produksi. Saat ini pemerintah telah menetapkan batas penjualan kedelai impor ke pengrajin sebesar Rp8.500 per kg.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yakin, kenaikan harga serta pasokan kedelai masih bisa dikendalikan. Beberapa hari lalu harga kedelai masih mencapai Rp9.000 hingga Rp10.000.
Selain menetapkan harga jual, Kementerian Pertanian juga sedang berupaya untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri agar tidak bergantung pada kedelai impor lagi. Dengan begitu, bisa terhindar dari kondisi kenaikan harga yang terjadi secara global seperti saat ini. Upaya tersebut sejalan dengan arahan langsung Presiden Joko Widodo.
“Pak Presiden minta kepada saya, kalau begitu jangan tergantung lagi (impor kedelai). Saya sekarang lagi persiapkan (budidaya kedelai),” ujar Syahrul seperti dikutip dari laman bkp.pertanian.go.id.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi, mengatakan bahwa kesepakatan antara importir dan Gakoptindo harus dilaksanakan dengan harga jual kedelai ke pengrajin sebesar Rp8.500 per kg. Harga jual ini sudah disepakati untuk memenuhi kebutuhan kedelai untuk 100 hari ke depan.
“Harga jual yang telah disepakati untuk memenuhi kebutuhan dalam 100 hari ke depan, tentunya ini tidak ada yang dirugikan, saling menguntungkan. Pengrajin tetap bisa berproduksi,” tutur Agung.
Kebijakan yang sudah ditetapkan tersebut terasa seperti kabar baik untuk pengrajin tahu tempe di Jawa Barat. Para pengrajin mulai bergairah kembali untuk berproduksi karena sebelumnya sempat mengalami penurunan produksi hingga 30 persen karena kenaikan harga kedelai. Imbas kenaikan harga juga dirasakan oleh konsumen, masyarakat kesulitan mendapatkan tahu dan tempe.
Ketika melakukan kunjungan ke Jawa Barat, Agung masih menemui beberapa penjual yang mematok harga di atas Rp8.500 untuk pengrajin tempe dan tahu. Agung meminta kepada satgas pangan Jawa Barat serta dinas terkait untuk terus melakukan stabilisasi harga dan pasokan kedelai dengan melakukan monitoring.