Pertanianku — Food estate merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menciptakan lumbung pangan di Indonesia. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan melakukan pertemuan untuk membahas kelanjutan Lumbung Pangan melalui Super Prioritas Pertanian (SP3) di lahan khusus berkualifikasi tinggi dengan komoditas tersebut.
“Sesuai petunjuk Bapak Presiden dan kepada Pak Menko, saya sebagai menteri teknis di bidang pertanian membuat langkah, atas koordinasi di bawah Pak Menko, ini menjadi SP3. Super Prioritas Program Pertanian dan itu ditujukan pada lahan-lahan khusus yang berkualifikasi tinggi untuk sebuah komoditas, dan yang berkualitas tinggi,” tutur Syahrul Yasin Limpo seperti dikutip dari laman pertanian.go.id.
Pertemuan tersebut membahas Kabupaten Humbang Hasundutan yang dipilih sebagai daerah percontohan karena dinilai berpotensi untuk mengembangkan beberapa komoditas terpilih. Pengembangan food estate di daerah tersebut akan menggunakan sumber daya dan sistem pertanian yang terbarukan dengan teknologi tinggi agar produksi menjadi lebih optimal.
“Bawang (putih) itu harganya mahal, kentang itu harganya mahal, bawang merah itu harganya mahal, lahan kualitasnya bagus, dan kualitas komoditasnya bagus, oleh karena itu intervensi yang dilakukan di sana adalah dengan hi-tech,” jelas Mentan Syahrul.
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan mendukung program SP3 yang digagas oleh Mentan Syahrul sebagai bagian awal dari percontohan pertanian di daerah yang lainnya. Harapannya model pertanian yang sedang dikembangkan dapat ditiru oleh daerah lain untuk mengembangkan tanah pertanian menjadi lebih optimal.
“Saya hanya mengusulkan supaya ada tanah-tanah yang di ketinggian, yang subur bisa dibuat satu pertanian yang mekanis. Itu bisa jadi model nanti di tempat-tempat lain. Dan ternyata tanah itu ada di Kabupaten Humbang Hasundutan. Tanah yang subur dan Pak Menteri baru dari sana,” kata Menko Luhut Binsar.
Food estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan. Pada lahan tersebut diharapkan bukan hanya tiga komoditas yang sudah disebutkan tadi yang bisa ditumbuhkan. Semakin banyak komoditas pertanian yang bisa dikembangkan, akan semakin baik. Apalagi, jika dikembangkan dengan teknologi dan riset yang mendukung.
