Pertanianku — Kacang asu atau Calopogonium mucunoides merupakan legume yang menjalar. Tanaman ini tak hanya gulma yang mengganggu, tetapi juga bisa digunakan untuk merehabilitasi lahan yang terdegredasi, meningkatkan bahan organik tanah, memperbaiki kesuburan tanah, melindungi tanah dari butiran air hujan, dan mencegah erosi pada lahan yang berlereng.

Penggunaan tanaman legume sebagai bahan baku pembuatan pupuk hijau sudah dilakukan cukup lama. Beberapa tanaman legume yang sering digunakan sebagai sumber pupuk hijau antara lain munggur, johar, lamtoro, dan trembesi. Keempat tanaman tersebut merupakan legume pohon.
Selain legume pohon, Anda juga bisa memanfaatkan tanaman legume yang tumbuh menjalar dan kerap ditemui tumbuh liar di tepian jalan atau lahan kosong. Tanaman legume tersebut salah satunya adalah kacang asu.
Sebetulnya, nama kacang asu lebih dikenal oleh orang Jawa, sedangkan orang Bali mengenal tanaman ini dengan sebutan kalopo atau bun racun. Legume menjalar ini berasal dari Amerika Latin tropis. Tanaman ini datang ke Indonesia sebagai tanaman penutup tanah pada pertanaman karet muda, kopi, dan kelapa.
Legume kacang asu bisa berumur lebih dari satu tahun. Tanaman ini memiliki batang yang menjalar pada permukaan tanah atau membelit pohon.
Melansir dari warta yang diterbitkan oleh Balai Penelitian Tanah, legume kacang asu sering digunakan sebagai tanaman penyubur tanah pada lahan perkebunan kelapa sawit, karet, ataupun lahan bekas tanaman ubi kayu.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tanaman ini mengandung unsur hara K. Sementara itu, sebagai pakan ternak, legume mengandung protein yang cukup tinggi pada bagian batang dan daunnya. Selain itu, bagian buah tanaman juga berpotensi menjadi sumber pakan ternak.
Tanaman kacang asu tumbuh baik pada tanah bertekstur ringan hingga berat. Tanaman ini bisa tumbuh pada ketinggian 0—2.000 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan 1.200—2.500 mm/tahun. Namun, tanaman terbilang tidak tahan terhadap genangan air yang tinggi. Kacang asu tumbuh baik pada lahan yang tidak ternaungi.