Pertanianku — Ternyata, tidak hanya manusia yang butuh mengenakan masker untuk menjaga kesehatannya. Buah kakao juga perlu memakai masker agar terlindung dari serangan hama. Masker yang dimaksud dalam konteks ini adalah pelindung buah. Regu Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (RPO) Gotong Royong di Gorontalo memberikan sarung pembungkus buah kakao untuk melindungi buah dari serangan hama penggerek buah.
![buah kakao](https://www.pertanianku.com/wp-content/uploads/2020/09/Kakao-Juga-Pakai-Masker-agar-Terlindung-dari-Serangan-Hama.jpg)
Upaya yang dilakukan oleh RPO Gotong Royong dilakukan untuk menjaga tingkat produktivitas tanaman kakao agar tetap optimal dan berkualitas. Dengan begitu, buah yang akan dihasilkan bisa memiliki nilai ekonomi yang bagus di pasaran.
Pemasangan sarung pada buah kakao merupakan upaya untuk melindungi tanaman agar tetap sehat. Pasalnya, jika buah tidak segera dibungkus, malah akan menyebabkan hama menggerogoti buah yang ada di lahan. Akibatnya, buah bisa busuk dan petani bisa merugi.
“Di tengah pandemi ini kami tetap gerak. Lha wong bukan hanya kita yang mau sehat, tho. Kakao ne juga kudu sehat, jadi OPT ne harus dibasmi, kalo dibiarin aja kakaonya mati, kita malah jadi pusing malah jadi ga sehat kabeh,” tutur Slamet penggerak RPO Gotong Royong seperti dikutip dari laman pertanian.go.id.
Pemberian sarung pembungkus buah dilakukan pada buah yang masih muda atau pentil buah yang masih berukuran kurang lebih 8 cm. Pembungkusan ini hanya membutuhkan alat yang sederhana, yakni karet gelang, pipa paralon, dan plastik. Pembungkusan sangat efektif untuk mencegah imago penggerek buah meletakkan telur-telurnya di dalam kulit buah. Dengan begitu, buah terhindar dari larva-larva penggerek.
Di bagian ujung plastik pembungkus buah diberikan dua lubang agar sirkulasi udara di dalam pembungkus bisa berjalan dengan baik dan tidak lembap.
Metode yang dilakukan oleh RPO Gotong Royong merupakan salah satu komponen Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang ramah lingkungan karena tidak menimbulkan residu kimiawi, resurgensi, dan resistensi hama. Selain itu, PHT ini sangat mudah untuk dilakukan dan plastik pembungkus yang sudah terpakai masih bisa digunakan untuk periode buah musim selanjutnya.
Penerapan metode pembungkusan buah ini bisa menghasilkan buah kakao sebanyak 1 ton pada 1 hektare lahan.