Kandungan Nutrien Bahan Pakan Itik

Pertanianku – Pakan yang berkualitas baik tentu harus dibuat menggunakan bahan pakan yang berkualitas baik pula. Penentuan kualitas bahan pakan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Misalnya berdasarkan bentuk fisik bahan pakan secara kualitatif hingga analisis kimia seperti analisis proksimat, analisis mineral, analisis asam amino, analisis antinutrien, analisis ketengikan, dan analisis kecernaan nutrien.

Memilih Sumber Pakan Untuk Itik

  1. Pemeriksaan bau, warna, tekstur, ukuran partikel, bentuk, kerusakan, dan bulk density

Pemeriksaan fisik bahan pakan diawali dengan pengambilan sampel bahan pakan. Bahan pakan yang dikemas dalam karung diambil minimal 3—4 sampel, yaitu di bagian permukaan, tengah, dan bawah/dasar. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan secara fisik untuk menentukan kualitasnya. Langkah pertama adalah mengamati bau, warna, tekstur, bentuk, kerusakan, dan bulk density dari setiap sampel. Bulk density adalah berat bahan pakan per volume. Berikut ini syarat ideal dari beberapa bahan pakan unggas yang umum dipakai.

  • Dedak padi berkualitas baik memiliki tekstur halus, tidak mengandung benda asing seperti batu, kutu, pasir, atau sekam. Selain itu, tidak berbau tengik, serta tidak banyak tercampur sekam yang dapat menyebabkan tekstur menjadi kasar dan bulk density lebih ringan.
  • Tepung daging dan tulang yang berkualitas baik terlihat dari tidak adanya rambut atau bulu di dalamnya.
  • Jagung kuning berkualitas baik memiliki persentase biji mati, biji pecah, bonggol, dan kotoran yang sangat sedikit. Warna kuningnya cerah dan tidak terdapat jamur.

2. Analisis proksimat

Analisis proksimat bahan dapat dilakukan di laboratorium yang menguji analisis proksimat pakan. Selain itu, kandungan nutrien berdasarkan analisis proksimat dapat juga dilihat pada buku. Berdasarkan data analisis proksimat tersebut, dapat diduga potensi dari bahan pakan yang akan digunakan dalam formula pakan. Analisis proksimat yang sering dilakukan untuk mengetahui kualitas bahan pakan dilihat dari kandungan air, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, bahan ekstrak tanpa N (Beta-N), serta abu.

Bahan pakan sumber energi mempunyai kandungan Beta-N yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan pakan sumber protein. Bahan pakan sumber protein mempunyai nilai protein kasar tinggi, walaupun data protein kasar belum dapat menunjukkan kualitas bahan pakan sumber protein. Pada data protein kasar masih terhitung senyawa lain yang bukan protein dan tidak dapat dimanfaatkan oleh itik. Untuk melihat kualitas bahan pakan sumber protein, diperlukan analisis kandungan asam amino. Data abu menunjukkan kandungan mineral, tetapi belum dapat menunjukkan jenis mineral yang terkandung di dalam bahan pakan. Untuk mengetahui jenis mineral bahan pakan, dilanjutkan dengan analisis mineral terutama yang sangat diperlukan dalam penyusunan pakan yaitu mineral Ca dan P, Na, Cl, dan beberapa trace mineral seperti Mn, Zn, Cu, Fe, dan I.

  1. Analisis energi bahan pakan

Energi metabolis merupakan energi yang dapat digunakan oleh tubuh, dan dapat diketahui melalui uji biologis. Kandungan energi metabolis bahan pakan dipengaruhi juga oleh kandungan Beta-N, serat kasar, dan kandungan lemak bahan pakan. Untuk biji-bijian seperti jagung, umur panen mempengaruhi kandungan energinya. Analisis energi bahan pakan menggunakan bomb calorimeter yang menghasilkan data energi bruto (gross energy). Analisis gross energy dapat dilakukan di laboratorium pakan. Dalam penyusunan formula pakan, bentuk energi yang digunakan adalah energi metabolis (EM) dengan satuan kkal/kg.

  1. Analisis mineral

Mineral yang umum digunakan dalam formulasi pakan antara lain, Ca, P total, P tersedia (P non-phytat), Na dan Cl, K, serta Mg yang termasuk di dalam mineral makro dengan satuan %. Adapun mineral Mn, Fe, Cu, Zn, I, dan Se masuk ke dalam kategori mineral mikro dengan satuan mg/kg.

Umumnya yang menjadi perhatian utama dalam penyusunan formula pakan adalah mineral Ca, P, dan Na. Defisiensi mineral pada itik akan mengakibatkan gejala yang tidak diinginkan, misalnya pertumbuhan terhambat, produksi telur turun, dan kerabang telur itik menjadi tipis.

  1. Analisis asam amino

Asam amino dibagi menjadi dua, yaitu asam amino esensial dan asam amino nonesensial. Asam amino esensial harus terdapat dalam pakan dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan itik. Asam amino esensial, yaitu metionin, arginin, treonin, triptofan, histidin, isoleusin, lisin, leusin, valin dan fenilalanin. Asam amino lisin dan metionin merupakan asam amino esensial yang harus menjadi perhatian utama untuk kecukupannya dalam pakan. Analisis asam amino bahan pakan dilakukan untuk melihat potensi bahan pakan sebagai sumber asam amino.

 

Sumber: Buku Pakan Itik Pedaging dan Petelur