Kantongi Omzet Ratusan Juta dari Kerang Darah

PertaniankuKerang darah (Anadara granosa) kini menjelma sebagai makanan favorit di kalangan pencinta seafood di Indonesia. Bahkan, tingkat permintaan kerang darah di restoran dan rumah makan semakin meningkat. Hal inilah yang lantas tak disia-siakan oleh Wedy Andro.

Foto: pixabay

Andro biasanya ia disapa merupakan seorang pelaku usaha yang menggeluti bidang seafood khususnya kerang darah. Menurut pengakuannya, ia sangat beruntung berbisnis kerang ini. Pasalnya, harganya terbilang stabil di pasaran. Selain itu, permintaannya pun tak pernah lesu.

Ia mengatakan bahwa cara budidaya kerang darah ini mudah. Terlebih, hewan ini tidak membutuhkan pakan tiap hari karena kerang adalah pemakan bahan organik sehingga untuk pembudidayaan dan pembesarannya tidak membutuhkan pakan lain. Hanya, perlu pengelolaan lahan budidaya dengan pemberian nutrisi organik.

Budidaya kerang darah saat ini lebih banyak dilakukan untuk tahap pembesaran. Adapun untuk benihnya diperoleh secara alami dengan cara mengeruk pasir di laut dangkal pesisir, lalu kemudian benihnya dibawa ke tempat pembesaran.

Bibit hasil pemijahan alami bisa diambil untuk dibesarkan saat ukurannya mencapai 4 mm. Bibit yang terkumpul biasanya dibesarkan dalam satu lokasi tambak di laut dangkal yang dipagari bambu.

Andro menjelaskan, bibit kerang darah bisa ditebar dengan kepadatan mencapai 2.000 ekor per m². Setelah mulai besar, tingkat kepadatannya dikurangi hingga sekitar 200 ekor per m² agar pertumbuhannya bisa lebih maksimal.

Masa pemijahan kerang darah berlangsung sepanjang tahun, meski begitu masa puncaknya berlangsung antara Agustus hingga September.

“Kerang darah mulai berkembangbiak saat berukuran mencapai 2 cm atau umur kurang dari setahun. Pada masa itulah bibit-bibit muda ini mulai tumbuh,” terang Andro.

Menyoal pemasaran, setiap hari Andro bisa memasok sekitar 30 kg kerang darah. Andro menambahkan, setiap hari ada saja pasokan kerang darah dari berbagai daerah. Dalam sebulan, dia bisa memasok kerang darah hingga 900 kg dengan harga rata-rata Rp10.000 per kg. Selain kerang darah, dia juga memasok berbagai kerang lain.

“Total omzet dari penjualan kerang ini Rp 100 juta setiap bulan,” tutupnya.

Bagaimana, berminat mengikuti jejak Andro menjalankan usaha pembesaran kerang darah dan meraup omzet hingga ratusan juta?