Pertanianku — Karat daun jagung disebabkan oleh tiga spesies dari dua genera, yakni Puccinia sorghi Scw., P. polysora Underw., dan Physopella zeae (Mains) Cunmins dan Ramachar (Syn. Angiospora zeae Mains).

P.zeae cocok pada suhu tinggi sekitar 27°C dengan tingkat kelembapan yang tinggi. P. polysora tidak berkembang di ketinggian lebih dari 1.200 m dpl dan dapat berkembang dengan baik di ketinggian kurang dari 900 m dpl. Sementara itu, P. sorghi menghendaki suhu 16—23°C dan kelembapan udara tinggi.
Tanaman jagung manis yang sudah terserang karat daun memiliki gejala timbulnya bisul atau bintik kecil, terutama pada bagian daun. Bisul tersebut berada pada kedua permukaan daun, yaitu permukaan atas dan bawah daun.
Bisul yang muncul berwarna cokelat kemerahan tersebar di seluruh permukaan daun. Bisul tersebut dapat mengalami perubahan warna menjadi hitam kecokelatan setelah tellospora berkembang.
Penyakit karat daun dapat menular. Serangan yang sudah berat dapat menyebabkan daun menjadi kering. Serangan tersebut dapat menghalangi fotosintesis.
Tanaman yang sudah terinfeksi penyakit dapat mengalami kehilangan hasil sebanyak 45—50 persen. Kehilangan tersebut disebabkan oleh proses fotosintesis mengalami hambatan.
Sebenarnya, penyakit ini bisa dicegah melalui beberapa cara. Pertama, penggunaan varietas yang tahan dari serangan karat daun. Selanjutnya, tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan mengatur jarak tanam. Jarak tanam yang terlalu rapat dapat menyebabkan tingkat kelembapan udara di sekitar tanaman menjadi lebih tinggi dan suhu menjadi optimal bagi perkembangan cendawan.
Jangan lupa untuk memerhatikan kebersihan di sekitar pertanaman, terutama pada gulma yang dapat menjadi inang bagi penyakit ini. Oleh karena itu, Anda perlu melakukan penyiangan gulma serutin mungkin untuk mencegah penyakit karat daun dan penyakit lainnya serta mengurangi kompetisi antara gulma dan tanaman utama dalam mendapatkan unsur hara serta sinar matahari.
Infeksi penyakit yang sudah semakin parah dapat diatasi dengan menggunakan fungisida dengan dosis sesuai anjuran agar tidak membahayakan tanaman dan lingkungan di sekitar. Penggunaan fungisida yang sembarangan malah akan menyebabkan hasil panen menjadi tidak sehat karena terdapat residu bahan kimia dan mengganggu keseimbangan ekosistem sekitar tanaman.