Kawasan Food Estate Kalimantan Tengah Gunakan Light Trap untuk Atasi Hama Padi

Pertanianku — Serangan hama bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, termasuk di kawasan food estate Kalimantan Tengah. Petani tidak boleh mengabaikan risiko serangan hama karena serangan tersebut bisa menurunkan hasil produksi hingga menyebabkan gagal panen. Salah satu upaya yang tengah dilakukan untuk mengatasi serangan hama padi adalah light trap.

light trap
foto: http://banten.litbang.pertanian.go.id/

Light trap ditempatkan di salah satu lahan sawah milik petani yang berada di Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Light trap atau lampu perangkap merupakan alat yang berfungsi untuk menjebak berbagai jenis serangga hama padi. Selain berfungsi sebagai jebakan, alat tersebut juga bisa berfungsi untuk memantau keberadaan hama di lahan sawah.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan), Dr. Priatna Sasmita, menjelaskan bahwa model light trap yang digunakan merupakan model yang dikembangkan oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi). Alat tersebut bisa digunakan untuk monitoring sekaligus mengendalikan hama.

“Adanya light trap ini, sedini mungkin petani dapat mendeteksi keberadaan jenis hama apa saja yang ada di persemaian atau pertanaman seperti walang sangit, wereng coklat, wereng hijau, dan lain sebagainya yang bila tidak dikendalikan akan merugikan petani. Jadi, fungsinya sebagai alat monitoring dan sebagai alat perangkap yang secara langsung mengurangi populasi hama serangga di lahan sawah,” jelas Priatna seperti dikutip dari laman litbang.pertanian.go.id.

Alat perangkap tersebut menggunakan lampu berdaya 160 watt yang mampu untuk memonitoring keberadaan hama di lahan sawah seluas 300—500 hektare. Sementara itu, untuk pengendalian hanya bisa dilakukan pada lahan sawah seluas 50 hektare.

“Banyaknya hama serangga yang terperangkap pada light trap ditentukan oleh besar kecilnya cahaya lampu yang digunakan. Jadi, semakin terang cahaya lampu yang digunakan, maka makin banyak hasil tangkapan hama yang terperangkap pada light trap,” papar Priatna.

Kepala Balitbangtan, Fadjry Jufry, menjelaskan bahwa hama yang terperangkap di dalam jebakan tersebut bisa digunakan sebagai penentu jenis pestisida yang bisa digunakan. Dengan begitu, penggunaan pestisida dapat lebih efisien dan tepat sasaran.