Kebangkitan Industri Pupuk Organik

Pertanianku – Untuk memasyarakatkan penggunaan pupuk organik, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ada beberapa faktor yang menjadi kendala seperti berikut.

Kebangkitan-Industri-Pupuk-Organik

 

– Sistem regulasi kebijakan pemerintah yang kurang mendukung.

– Kebiasaan bertani yang mengandalkan penggunaan pupuk anorganik yang dinilai lebih mudah dalam pengaplikasiannya walaupun saat ini boleh dikatakan cenderung menjadi buah simalakama.

– Petani cenderung tidak mau direpotkan dengan urusan lain seperti harus menyediakan pupuk dan pestisida secara mandiri.

– Ketersediaan pupuk organik yang terukur kesetaraan dengan pupuk anorganik masih menjadi barang langka.

Beberapa kendala di atas setidaknya dapat menjadi gambaranbahwa upaya kecukupan pupuk tidak dapat dilepaskan pada mekanisme swadaya masyarakat. Untuk menjangkau ketersedianpupuk organik yang berkualitas dan setara dengan pupuk anorganik, analoginya tidak jauh berbed a dengan industri pupuk yang adasekarang bahwa harus ada industri khusus untuk pupuk organik. Seperti yang terjadi di Yordania, dilaporkan oleh Al-Desit, N et al. (2009), ada sekitar lima industri besar pupuk organik walaupun Yordania juga dikenal sebagai produsen pupuk besar di dunia.

Industri pupuk organik sangat layak secara ekonomis untukmenunjang kebutuhan pupuk di dalam negeri. Bahkan, Nigeria, salah satu negara yang paling rendah konsumsi pupuknya di dunia, tidak ketinggalan pula untuk mengembangkan industri pupuk organik (Fadare, D. A. et al., 2009).

Di Asia Tenggara, Filipina adalah salah satu negara yang besar perhatiannya dalam hal mengembangkan pupuk alternatif dengan teknologi sederhana hingga sedang karena ketergantungan akanpupuk impor sangat besar. Di negara tersebut, impor urea mencapai580.299 ton atau senilai US $149,000,000 pada tahun 1990 (Virginia, C. C). Hal ini mendasari pengembangan dan penerapan pupuk alternatif secara konsisten pada petani sehingga menjadi kebijakan pemerintah Filipina.

Upaya pemenuhan kebutuhan pupuk organik tidak hanya mengandalkan kebijakan pada mekanisme pasar seperti yang terjadi saat ini meskipun disertai dengan kebijakan subsidi. Kendala psikologis pengembangan pupuk organik dihadapkan pada cara bertani yang sudah sangat tergantung pada pupuk anorganik. Memang bukan hal yang mudah untuk membalikkan paradigma cara bertani dengan menggunakan pupuk organik. Kepercayaan bahwa pupuk organi lebih mahal dibandingkan pupuk anorganik harus dapat diubah dengan cara pandang yang menyeluruh. Perlu dipahami bahwa pertambahan nilai dari pupuk organik adalah mempunyai nilai lebih terhadap keberlanjutan usaha tani yang produktif dan lestari. Di sinilah peran pemerintah untuk menjelaskan dan mensosialisasikan dengan berbagai perangkat kebijakan pendukung.

Untuk mendapatkan kualitas pupuk organik yang terukur, dapat diproduksi secara fabrikasi/massal dan diperlukan penyiapan infrastruktur antara lain sebagai berikut.

  1. a) Dukungan teknologi produksi dan penanganan pasar.
  2. b) Dukungan kemudahan investasi dan regulasi.
  3. c) Untuk jangka pendek, perlu adanya subsidi bagi produsen pupuk organik terukur, tidak terbatas hanya pada BUMN pupuk seperti saat ini.

 

Sumber: Buku Petunjuk Penggunaan Pupuk Organik