Pertanianku — Meningkatkan imunitas tubuh di tengah pandemi menjadi salah satu hal penting yang harus rutin dilakukan. Umumnya, imunitas dijaga dengan rajin berolahraga, mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, istirahat yang cukup, dan mengonsumsi suplemen tambahan. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah berasil mengembangkan riset berupa suplemen yang mengandung fukoidan. Kandungan tersebut didapatkan dari alga Sargassum.

Plt. Kepala BRSDM, Kusdiantoro, menjelaskan, riset dilakukan untuk mendukung prioritas utama terobosan KKP. Dalam hal ini, riset fukoidan dilakukan oleh Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) di bawah supervisi Pusat Riset Perikanan BRSDM.
Fukoidan merupakan polisakaradia yang sebagian besar tersusun oleh rantai fukosan dan gugus sulfat. Oleh karena itu, kandungan ini juga sering disebut sebagai polisakarida sulfat. Polisakarida adalah salah satu penyusun dinding sel alga cokelat. Potensi alga cokelat sendiri di Indonesia sangat banyak. Salah satu spesies alga cokelat adalah Sargassum sp. Selama ini Sargassum baru dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk.
Alga Sargassum memiliki thallus berwarna cokelat agak hijau kekuningan, bentuknya gepeng menyerupai daun pohon daratan dan melebar, pada bagian tepinya bergerigi kasar. Thallus alga memiliki cabang-cabang yang memanjang dengan cabang utama yang pendek. Di antara thallus terdapat air bladder yang bersifat soliter. Holdfast tebal berbentuk disc dan menempel pada susbtrat berbatu.
Peneliti LRMPHP, Iwan Malhani Al Wazaan, mengatakan, fukoidan didapatkan dengan mengekstrak alga. Metode ekstraksi yang digunakan adalah ekstrasi asam dengan HCl. Ekstrasi ini menghasilkan berbagai jenis sakarida yang terikat oleh asam yang kemudian akan dipisahkan dengan cara diendapkan dengan ethanol dingin. Setelah itu, dilakukan pemisahan antara fukoidan dan polisakarida melalui pengendapan dengan garam.
Terakhir, fukoidan yang masih terikat oleh asam dipisahkan dengan proses pengendapan ethanol dingin. Selajutnya, hasil ekstrasi dilakukan pemurnian dengan ion exchange chromatography dan dialisis.
Melansir dari kkp.go.id, fukoidan dapat mempercepat proses penyingkiran pathogen dengan mengaktivasi sel natural killer atau NK, menstimulasi faktor-faktor antiviral inang, dan membantu produksi sel dendritik. Fukoidan juga mampu menunda apotosis spontan pada sel-sel pertahanan tubuh sehingga mampu memperpanjang sel-sel tersebut. Kondisi tersebut dapat membuat tubuh berada pada keadaan siap saat terjadi infeksi.
Iwan melanjutkan, kemampuan lain dari fukoidan dalam mediasi sel yang kuat dan kemampuan meningkatkan respons imun yang baik berpotensi untuk dijadikan sebagai adjuvan dalam pengembangan vaksin.