Pertanianku — Anggur B2 merupakan buah introduksi yang berasal dari Ukraina dan merupakan hasil perkawinan silang antara varietas Zaporozhye gift dan viking. Jenis anggur ini tergolong adaptif karena mampu berbuah dengan karakter mirip seperti di negara asalnya. Di Indonesia, anggur B2 dapat dibudidayakan di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Di daerah tersebut, tanaman ini mampu berbuah dengan lebat.

Anggur asal Ukraina ini berdiameter 1,4 cm dan tinggi 4,6 cm. Anggur B2 yang dibudidayakan di Indonesia dapat tumbuh hingga berdiameter 2,1 cm, tetapi tingginya tergolong lebih pendek hanya sekitar 3,5 cm.
Hal yang istimewa dari anggur B2 adalah dapat berbuah meski tanpa penyerbukan buatan. Setelah tanaman berbunga, tanaman akan berbuah dan penyerbukan tidak dibantu dari bunga varietas lain. Proses penyerbukan anggur B2 terjadi secara alami dari bunganya sendiri.
Namun, di negara asalnya, pekebun justru harus membantu tanaman melakukan penyerbukan. Hal ini karena sebagian besar bunga yang tumbuh adalah bunga betina.
Keistimewaan lain anggur B2 ialah cepat matang. Di kebun, buah tanaman akan matang pada umur 120 hari setelah penyerbukan. Sementara itu, di negara asalnya, B2 justru baru matang setelah memasuki umur 125–135 hari setelah penyerbukan.
Keunggulan lain yang disukai dari B2 adalah tanpa biji meski tanpa perlakuan perendaman bunga atau penyemprotan buah menggunakan larutan giberelin (GA3).
Petani juga tidak perlu menggunakan hormon untuk mempercepat mata tunas atau pemecah dormansi mata tunas agar tanaman cepat bertunas setelah pemangkasan.
Rasa anggur B2 juga tak kalah menarik, buahnya berkulit tipis dengan warna biru kehitaman. Ketika digigit, daging buah terasa renyah dan rasanya tergolong manis. Setelah diukur dengan refractometer, tingkat kemanisan B2 mencapai 23° briks.
Anggur asal Ukraina ini cocok ditanam di pekarangan rumah karena mudah dipelihara, asal lokasi yang dipilih sesuai dengan karakteristik tanaman. Saat ini pun sudah banyak penjual bibit yang mulai memasarkan bibit anggur B2.