Pertanianku – Investasi perkebunan karet memerlukan masa yang relatif lebih panjang dibanding dengan tanaman perkebunan lainnya. Oleh karena itu, diperlukan biaya investasi yang tinggi. Jika biaya investasi yang tinggi tidak diimbangi dengan pendapatan yang tinggi, maka biaya investasi tidak seluruhnya dapat terlunasi. Sedangkan pendapatan itu sendiri ditentukan oleh harga produksi.
Biasanya perkebunan mencari jenis tanaman yang jangka waktu investasinya relatif pendek. Sedangkan situasi harga dan masa depan pemasarannya dinomorduakan. Jika keadaan ini tidak dipacu dengan harga komoditi yang menarik, maka bisa dipastikan banyak perkebunan memilih tanaman lain yang lebih menarik dan memberi pendapatan bersih yang baik.
Hal ini bertolak belakang dengan rencana pemerintah mengembangkan komoditi karet untuk mempertahankan dan memenuhi permintaan pasar di luar negeri. Timbulnya keinginan konversi lahan ini disebabkan oleh tingginya bunga pinjaman, yaitu 12%. Dengan suku bunga pinjaman sebesar ini, usaha tanaman karet dikatakan tidak layak, sedangkan untuk tanaman lain masih dalam batas kelayakan.
Di antara gejolak investasi ini, ada ahli yang berpendapat bahwa sekalipun usaha perkebunan karet tidak seuntung tanaman perkebunan lainnya, namun usaha tersebut masih lebih kompetitif dibanding jenis usaha lain. Pendapat ini memberikan harapan dan daya tarik bagi pengusaha untuk mengusahakan perkebunan karet atau setidak-tidaknya pengusaha yang saatini bergerak dalam bidang perkaretan tidak lagi berniat mengonversikan usahanya ke tanaman lain.
Sumber: Buku Paduan Lengkap Karet