Pertanianku— Pembuatan kompos bisa berjalan lebih cepat dengan menggunakan aktivator. Salah satu aktivator kompos yang bisa ditemukan dengan mudah adalah aktivator EM4. Aktivator ini mampu mengomposkan bahan organik dengan cepat secara anaerob dan menghasilkan kompos yang tidak berbau dan aman untuk tumbuhan.

Sebenarnya, EM4 atau effective microorganisms bisa mengomposkan bahan organik secara semi-anaerob karena selama proses pengomposan masih menggunakan sedikit udara dan cahaya. Metode pengomposan ini bisa membuat bau di kompos menghilang dengan baik.
Aktivator ini ditemukan oleh Prof. Dr. Teuro Hinga dari Universitas Ryukyus, Jepang. Dan saat ini sudah digunakan di Indonesia berkat bantuan Ir. Gede Ngurah Wididana, M. Sc.
Di dalam aktivator ini mengandung sebanyak 80 genus mikroorganisme yang terpilih karena mikroorganisme tersebut bisa bekerja secara efektif untuk memfermentasikan bahan organik. Mikroorganisme yang ada di dalam EM4 terbagi menjadi lima golongan, yakni golongan bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp., Streptomyces sp., ragi, dan Actinomycetes.
Keunggulan aktivator ini adalah kandungan mikroorganismenya yang bisa bekerja sesuai dengan kondisinya. Proses fermentasi yang berlangsung secara anaerob membutuhkan kadar pH yang rendah sekitar 3—4, kadar garam dan kadar gula tinggi, kandungan airnya sedang sekitar 30—40 persen, kandungan antioksidan yang didapatkan dari tanaman rempah dan obat, mikroorganisme fermentasi, serta suhu yang mendukung sekitar 40—50°C.
Keunggulan lain dari aktivator EM4 yang bisa didapatkan adalah memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Hal ini membuat struktur tanah menjadi lebih baik dan mudah ditanami tanaman pada beberapa tahun kemudian.
Aktivator ini juga bisa menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, menjaga kesehatan tanaman, meningkatkan produksi tanaman, dan menjaga kestabilan produksi.
Oleh karena itu, aktivator EM4 bisa diberikan secara langsung ke tanah dengan cara disiramkan ke atas tanah, tanaman, atau disemprotkan ke daun tanaman.
Kompos yang dihasilkan oleh aktivator ini disebut dengan bokashi. Bokashi merupakan bahasa Jepang yang berarti bahan organik yang sudah terfermentasi. Sementara itu, di Indonesia, bokashi disebut juga bahan organik kaya akan sumber kehidupan.