Pertanianku — Ada banyak jenis aktivator yang bisa digunakan untuk mempercepat proses pengomposan. Setiap jenis aktivator pengomposan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Aktivator orgadec merupakan salah satu aktivator pengomposan yang bisa digunakan untuk pengomposan dalam jumlah banyak atau skala besar. Hal ini karena mikroba di dalam aktivator tetap dapat bekerja meskipun di tengah suhu yang panas.

Semakin banyak jumlah bahan yang dikomposkan, akan membuat suhu selama proses pengomposan menjadi lebih tinggi. Selain bisa digunakan untuk pengomposan yang dilakukan dalam jumlah banyak, orgadec mengandung mikroba yang dapat mengeluarkan enzim penghancur lignin dan selulosa secara bersamaan.
Dengan dihancurkannya liginin dan selulosa dapat membuat kadar karbon di dalam tanah menjadi menurun, sedangkan kadar nitrogen di dalam tanah meningkat sehingga C/N mengecil.
Mikroba yang berada di dalam aktivator orgadec berfungsi melapukkan bahan organik selama masa pengomposan, bukan menghancurkan bahan. Dengan begitu, hasil yang akan didapatkan tidak jauh berbeda dengan bentuk asal bahan organik sebelum dilakukan pengomposan.
Selain mikroba, aktivator orgadec juga mengandung formulasi yang bisa menentukan kestabilan pada produk tersebut. Proses pengomposan dengan orgadec akan terjadi secara aerob sehingga produk kompos yang dihasilkan dari aktivator ini dikemas dalam bentuk serbuk.
Dalam bentuk serbuk, kompos yang dihasilkan dapat lebih stabil dan bisa bertahan selama 12 bulan dalam ruang penyimpanan yang baik. Sementara itu, kompos yang diproses secara anaerob lebih sering dikemas dalam bentuk cair.
Proses pengomposan yang menggunakan aktivator orgadec akan terjadi selama 14—21 hari. Namun, pada umumnya, lamanya pengomposan bergantung pada bahan baku yang digunakan.
Untuk tandan kosong kelapa sawit yang sudah dicacah membutuhkan waktu pengomposan selama 14 hari. Sisa pangkasan yang sudah dihancurkan membutuhkan waktu pengomposan selama 15 hari. Sementara itu, kulit buah kakao yang sudah dihancurkan membutuhkan waktu pengomposan selama 30 hari.
Seluruh bahan organik yang akan digunakan harus dicacah terlebih dahulu untuk mempercepat proses pengomposan. Misalnya, tandan kosong kelapa sawit yang tidak dicacah membutuhkan waktu pengomposan selama 12—18 bulan. Sementara itu, tandan kosong kelapa sawit yang sudah dicacah hanya membutuhkan waktu pengomposan selama 14 hari, selisih waktu yang digunakan untuk pengomposan sangat jauh.