Pertanianku — Salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif yang sering digunakan adalah cangkok. Beberapa ahli sejarah mengungkapkan teknik cangkok sudah digunakan sejak dahulu oleh pekebun di seluruh dunia. Bibit cangkok memiliki sifat yang sama seperti tanaman induknya, mulai dari penampilan, mutu, hingga ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit.
Namun, bibit cangkok juga bisa mengalami kemungkinan berbeda sifat dengan induknya. Perbedaan sifat tersebut disebabkan oleh mutasi gen yang terjadi setelah bibit ditanam.
Buah yang unggul sangat dibutuhkan oleh petani buah komersial agar konsumen tertarik untuk membeli buah hasil panennya. Buah yang unggul memiliki rasa dan tekstur yang disukai oleh konsumen, serta tingkat produktivitas yang tinggi. Oleh karena itu, bibit cangkok lebih sering digunakan oleh petani buah karena mereka membutuhkan bibit yang sudah pasti dapat menghasilkan tanaman buah yang unggul.
Tidak semua jenis tanaman berkayu bisa dicangkok, misalnya tanaman kayu bergetah seperti pohon sawo. Pohon sawo membutuhkan perlakuan khusus ketika akan dicangkok. Selain pohon sawo, ada pohon berdaun jarum seperti pohon cemara yang sulit untuk dicangkok.
Selain tanaman berkayu yang bisa dicangkok, tanaman yang tidak berkayu juga bisa dicangkok, seperti aglaonema, dieffenbacia, atau pepaya. Tanaman-tanaman tersebut sebenarnya bisa dicangkok, masih sedikit yang mengetahuinya.
Pertumbuhan bibit cangkok tanaman buah terbilang lebih singkat, yakni lebih kurang 4 tahun saja. Sementara itu, waktu untuk menghasilkan bibit, cukup singkat, hanya berkisar 1—3 bulan.
Bibit yang dihasilkan dari proses cangkok akan memiliki penampilan yang bagus sesuai dengan percabangan yang dipilih. Oleh karena itu, pilihlah bibit yang berasal dari cabang berkualitas. Namun, produksi bibit cangkok sebenarnya bisa merusak keberlangsungan pohon induk jika dilakukan secara masal. Bayangkan, akan banyak bagian pohon induk yang dipotong dan dilukai secara sengaja untuk mendapatkan bibit baru.
Akar yang akan dihasilkan dari bibit vegetatif ini terbilang pendek sehingga cocok untuk ditanam di dalam pot. Namun, karena akarnya pendek dan tidak memiliki akar tunggang, tanaman mudah roboh ketika tertiup angin kencang.