Kelemahan Sarang Walet Gua

Pertanianku -Berikut disajikan beberapa kelemahan sarang walet dari gua dan sarang walet hasil budi daya.

Kelemahan Sarang Walet Gua

1. Kontinuitas panen

Sarang walet dari gua tidak bisadiandalkan. Sekali memetik sarang, biasanya seluruh sarang dipanen. Tidak  hanya yang siap panen saja, sarang walet yang masih muda pun sudah dipanen. Hal ini tidak dapat menjamin kontinuitas produksi. Sementara sarang walet rumah dapat dipanen untuk jangka waktu yang tidak terhitung, selama walet masih menghuninya sehingga kontinuitasnya bisa dipertahankan.

2. Kemudahan pemanenan

Dari segi kemudahan, pemanenan sarang walet di gedung atau rumah walet lebih mudah dibandingkan dengan pemanenan di gua. Lokasinya tidak sulit dicapai serta keadaan di dalam gedung sudah dikenal dengan baik dan tidak membahayakan. Sementara pemanenan di gua alam memerlukan persiapan yang serius. Untuk mencapai lokasi gua saja membutuhkan orang yang memiliki keberanian tinggi. Memasuki gua yang sempit dan gelap di tebing-tebing yang curam di pinggir laut membutuhkan keahlian dan rasa percaya diri yang besar.

Apalagi biasanya, pemanen dimulai pada keremangan senja hari hingga menjelang dini hari. Selain itu, risiko kecelakaan panen di gua juga sangat besar. Gangguan angin, hujan, kerusakan tangga, dan kesulitan mencari sarang bisa berakibat fatal.

3. Cara pemanenan

Pemanenan sarang walet di gedung bisa dilakukan dengan rapi dan tidak acakacakan. Sebaliknya, pemanenan di gua dilakukan dengan seadanya. Sarang yang mudah diambil dan terlihat langsung dipetik. Bisa jadi banyak sarang yang terlewat, tidak terambil karena sangat sulitdicapai dan mungkin juga karena letaknya terlindung sehingga tidak terlihat oleh pemetik.

4. Mutu sarang walet

Walet berdiam di suatu gedung secara serempak sehingga menghasilkan sarang walet dengan kualitas yang relatif seragam. Umur sarang satu dengan lainnya tidak jauh berbeda. Mutu sarang dengan umur panen yang cukup bisa ditentukan oleh peternak. Hal ini sulit dilakukan bagi para pemetik sarang walet yang harus bersusah payah menyusuri gua-gua alam. Ada kecenderungan semua sarang yang terlihat akan dipetik. Hal inilah yang menyebabkan hasil pemetikan dari gua alam mempunyai kualitas yang beragam.Selain itu, rendahnya mutu sarang walet gua juga disebabkan oleh cara pemetikannya kurang baik serta pengaruh dari kondisi gua tempat walet membangun sarangnya.

5. Bentuk sarang walet

Jika dilihat dari bentuknya, sarangwalet hasil budi daya mempunyai bentuk yang relatif seragam. Bentuknya  menyerupai utuh, sendokan, terlihat mulus, dan jarang adabya kerusakan. Sementara sarang hasil dari gua alam kebanyakan rusak karena serangan hama dan kesalahan saat pemanenan. Selain itu, bentuknya juga kurang menarik.

6. Warna sarang walet

Warna sarang walet yang dipetik dari gedung jauh lebih menarik. Warna sarang yang putih dari suatu gedung mirip satu sama lainnya. Biasanya, warna sarang terlihat lebih jernih. Sementara warna sarang walet dari gua umumnya agak kotor dan kurang menarik akibat faktor lingkungan yang ekstrim di sekitar gua. Dari pengalaman, dapat diketahui bahwa warna sarang memang bisa berubah akibat faktor-faktor luar. Pada dasarnya, sarang walet berwarna putih. Warna sarang yang berubah menjadi kekuningan, kemerahan, kecokelatan, kebiruan (jarang), atau kehitaman merupakan akibat pengaruh luar. Pengaruh itu bisa berupa jenis serangga yang dimakan, kebersihan tempat, gangguan hama, atau pengaruh bahan-bahan yang terdapat di sekitar sarang.

7. Ukuran sarang walet

Bila dilihat dari ukurannya, sarang walet yang dikumpulkan dari gedung relatif sama besar. Ukuran terbaik, yaitu lebar tiga jari atau sekitar 5 cm, lebih banyak diperoleh dari hasil gedung. Sarang yang dipetik dari gua alam ukurannya bervariasi. Sebuah gua mungkin hanya menghasilkan beberapa sarang walet yang berukuran besar, sementara sisanya berukuran kecil.

 

Sumber: Buku Panduan Lengkap Walet