Kemasan yang Cocok untuk Mengangkut Bibit Belut

Pertanianku — Kemasan yang digunakan untuk mengirim belut harus disesuaikan dengan jarak tempuh yang akan dilalui. Pengemasan yang digunakan dapat menentukan kualitas bibit belut selama di perjalanan hingga sampai ke tangan pembeli.

bibit belut
foto: pertanianku

Pengemasan yang dilakukan sembarangan dapat menyebabkan kualitas bibit belut menjadi berkurang. Hal ini karena terjadi benturan atau goresan, stres, kekurangan oksigen, kepanasan, kedinginan, atau derajat keasaman air yang meningkat. Jika kondisi tersebut sudah terjadi, belut dapat mudah terluka dan lemah.

Belut yang lemah sangat mudah terserang oleh penyakit dan berujung pada kematian pada proses pengiriman atau setelah sampai di tempat. Oleh karena itu, pembudidaya harus melakukan pengiriman atau setelah pengiriman dengan teknik yang benar untuk menjaga bibit agar tetap sehat dan bisa dibesarkan.

Teknik dan wadah pengemasan yang digunakan harus disesuaikan dengan jarak tempuh pengiriman. Jarak tempuh yang tidak terlalu jauh dan hanya membutuhkan waktu singkat, seperti 1—2 jam, wadah pengiriman yang bisa digunakan adalah kemasan plastik yang kuat dan tidak mudah bocor. Jangan lupa untuk menambahkan oksigen ke dalamnya agar bibit belut tetap bisa bernapas.

Namun, jika jarak tempuh lebih singkat dan dekat, Anda bisa menggunakan jerigen yang sudah diberikan ventilasi untuk menghemat penggunaan plastik. Jerigen tersebut bisa Anda gunakan untuk periode pengiriman bibit selanjutnya.

Sementara itu, untuk pengiriman jarak jauh dan memerlukan waktu pengiriman lama, Anda bisa menggunakan wadah styrofoam yang ditambahkan batu es.

Untuk meminimalisir kematian bibit, sebaiknya pengemasan dilakukan menjelang keberangkatan pengiriman. Hal ini berguna untuk mencegah pengurangan cadangan oksigen di dalam wadah sehingga oksigen yang dimasukkan ke wadah cukup untuk digunakan belut selama di perjalanan hingga sampai di tempat tujuan.

Selain itu, pengemasan yang terlalu lama dapat menyebabkan suhu dan pH air di dalam wadah meningkat sehingga dapat menyebabkan belut menjadi stres. Jika di dalam wadah pengangkutan sudah terdapat busa yang melimpah, hal tersebut menjadi pertanda bahwa pasokan oksigen berkurang. Busa tersebut mengandung CO2 yang berbahaya untuk belut.