Pertanianku – Guna mempertahankan dan mengembalikan kejayaan udang windu di Indonesia, Dirjen Perikanan Budidaya konsisten melakukan pengembangan komoditas tersebut. BBPBAP Jepara ditunjuk sebagai broodstock center yang bertanggung jawab dalam mempertahankan eksistensi udang windu dalam bisnis budidaya udang nasional.
“Pascakegagalan udang windu akibat wabah white spot pada beberapa dekade terakhir, yang membuat pamor udang jenis ini kian meredup. Oleh karena itu, dengan membangun broodstock center udang windu untuk memproduksi induk berkualitas dan bebas virus, dengan begitu akan mengembalikan kejayaannya. Kami akan terus fokus pada pengembangan udang ini, beberapa daerah terutama di Kalimantan dan Aceh bahkan secara khusus kita siapkan untuk pengembangan udang windu ini,” jelas Slamet.
Melalui perekayasaan, pihak BBPBAP telah melakukan pemuliaan induk udang windu, dimana hingga saat ini telah menghasilkan induk udang windu generasi ke-9 (G-9.) dan generasi ke-1 (G-1) dengan jumlah masing-masing generasi 400 ekor dan 3.000 ekor. Menurut Sugeng, dengan ketersediaan induk tersebut, pihaknya mampu memproduksi benur hingga mencapai 4,8 juta ekor dari induk G-9 dan 36 juta ekor dari induk G-1.
“Permintaan benur udang windu menunjukkan kenaikan cukup signifikan, dan produksi kami akan mensuplai kebutuhan benur di seluruh Indonesia terutama wilayah Jawa dan Kalimantan,” ungkap Sugeng.
BBPBAP Jepara juga telah melakukan kegiatan restocking udang windu sebanyak 200 ribu ekor di Perairan Wedung, Kecamatan Kedung, Jepara. Ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa saat ini masyarakat cenderung sulit untuk mendapatkan udang windu di alam, apalagi untuk kebutuhan Induk.
“Upaya restocking ini menjadi bagian tanggung jawab KKP untuk tetap menjaga kelestarian stok udang windu di alam, mengingat windu merupakan udang asli Indonesia. Kita harus pertahankan plasma nuftah kita. Disamping itu, sebagai bentuk peran serta KKP dalam mengimplementasikan Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) pada 2015 hingga 2020 mendatang yang telah ditetapkan Bappenas,” ungkap Slamet.