Kementan Ajak Peternak Serap Jagung Petani Blitar yang Melimpah

Pertanianku — Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan berbagai cara agar harga jagung nasional tidak anjlok akibat panen raya yang terjadi Februari hingga Maret 2019. Salah satu solusi yang diterapkan adalah Kementan ajak peternak serap jagung petani.

peternak serap jagung petani
foto: pixabay

Peternak ayam petelur digandeng oleh Kementan untuk mewujudkan sinergisme dengan petani jagung di daerah Blitar, Jawa Timur.

“Tujuan kami datang ke sini adalah untuk menjembatani kebutuhan petani dan peternak, sehingga petani bisa untung dan peternak bisa tersenyum,” ungkap I Ketut Diarmita saat menghadiri Panen Raya Jagung Desa Tulungrejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar (5/3).

Data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blitar menunjukkan panen di Kecamatan Wates mencapai 15.000—18.000 ton. Di Desa Tulungrejo, panen jagung mencapai 2.200—2.700 ton.

Jagung yang tidak dimanfaatkan sebagai konsumsi langsung digunakan untuk industri pakan, para peternak ayam petelur, dan industri benih. Selama ini, konsumen jagung terbanyak berasal dari peternak dan pabrik pakan sebagai bahan pakan unggas sebanyak 66,1 persen atau sekitar 10,3 juta ton.

Permasalahan utama dari penyerapan jagung untuk industri pakan dan peternakan adalah fluktuasi jumlah produksi jagung yang tidak merata setiap bulannya.

“Sekitar 75 persen total produksi jagung terjadi pada bulan Januari hingga Agustus, sedangkan kebutuhan industri pakan dan peternak mandiri relatif konstan sepanjang tahun. Fluktuasi produksi inilah yang akan menimbulkan peluang terjadinya guncangan terhadap harga jagung domestik, untuk itu kita harus mengelolanya dengan baik,” Jelas I Ketut Diarmita.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 96 Tahun 2018 Tentang Harga Acuan Pembelian Di Tingkat Petani Dan Harga Acuan Penjualan Di Tingkat Konsumen, harga acuan pembelian jagung petani dengan kadar air 15 persen sebesar Rp3.150 per kilogram dan harga acuan penjual di industri sebagai pakan ternak sebesar Rp4.000 per kilogram.

Panen raya jagung di Blora ini dihadiri oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian juga dihadiri oleh Asisten I Bidang Ekonomi Pembangunan Daerah Blitar, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Timur, Kepala Pusvetma Surabaya, Komandan Kodim Blitar, Kepala Polres Blitar, serta Kepala Bulog Divre Jawa Timur dan para peternak.

Perwakilan Asosiasi Peternak Blitar, Rofi Rosiawan, menyatakan siap membeli jagung sebanyak 1.000—1.500 ton per hari dengan harga Rp3.650 per kilogram untuk jagung dengan kadar air 16—17 persen.

Selain dari asosiasi peternak, Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Blitar, Sukarman, menyampaikan bahwa Blitar masih kekurangan sekitar 680 ribu ton per tahun dan meminta kepada petani untuk tidak menjual jagung produksi Blitar keluar daerah terlebih dahulu.