Kementan Atasi Serangan Hama Wereng Batang Cokelat di Bekasi

Pertanianku — Kementerian Pertanian (Kementan) bersama jajaran Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) langsung bergerak cepat untuk mengatasi serangan hama wereng batang cokelat (WBC) pada area persawahan di Bekasi. Kementan telah menurunkan petugas untuk mengendalikan serangan hama agar tidak semakin parah dan petani tetap bisa panen.

hama wereng batang cokelat
foto: Pertanianku

“Pengawalan pertanaman dalam rangka mengamankan produksi merupakan tugas bersama. Pendampingan petani oleh petugas lapangan, baik penyuluh maupun POPT akan terus kami tingkatkan sehingga kami harapkan serangan WBC ini dapat segera tertangani dan tidak menyebar ke wilayah lain,” papar Eem Embang Lesmanasari, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi seperti dikutip dari laman pertanian.go.id.

Koordinator petugas Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Bekasi, Sutiawan, menjelaskan ada tiga kecamatan di Bekasi yang terserang hama wereng cokelat. Kecamatan tersebut adalah Cibarusah, Bojongmangu, dan Serangbaru. Sementara itu, kecamatan lainnya yang ada di Bekasi masih terpantau aman dan terkendali.

Koordinator Satuan Pelayanan (Satpel) Wilayah II Subang-BPTH Jawa Barat, H. Iduk, menjelaskan salah satu cara yang sedang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mendekatkan bantuan sarana pengendalian ke lokasi serangan. Upaya ini berguna untuk mempercepat tindakan pengendalian tanpa perlu menunggu bantuan pestisida tiba.

Upaya lain yang sedang dilakukan oleh petugas POPT ialah mengintensifikasi pengamatan OPT di wilayah yang terkena serangan. H. Iduk juga menyarankan untuk kecamatan lain yang tidak terkena serangan hama untuk menggunakan pestisida organik guna mengendalikan serangan hama.

“Sarana pengendalian WBC di wilayah Kabupaten Bekasi sudah kami distribusikan ke masing-masing kecamatan. Di samping untuk mengendalikan WBC di kecamatan yang sudah terserang, kami juga kirimkan pestisida biologi sebagai langkah preventif untuk mengantisipasi migrasi WBC di kecamatan yang lain. Bagi beberapa wilayah dengan populasi WBC yang masih rendah, petani dapat menggunakan pestisida biologi untuk mengendalikannya,” papar H. Iduk,

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Edy Purnawan menjelaskan, sarana pengendalian OPT seperti pestisida organik dan kimia sudah tersedia dan tersebar di gudang Brigade Perlindungan Tanaman (BPT). Sarana tersebut bisa digunakan untuk mengendalikan serangan OPT di setiap wilayah.

Permintaan pestisida yang disediakan juga sudah sesuai dengan rekomendasi petugas POPT sehingga jenis pestisida yang tersedia sudah lebih tepat dengan jenis hama yang menyerang