Pertanianku — Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan bantuan berupa sarana produksi untuk pengembangan ubi kayu di lahan seluas 1.400 hektare yang berada di Kabupaten Bangka dan Bangka Barat. Pemberian bantuan tersebut bertujuan meningkatkan pendapatan petani singkong selama pandemi sekaligus meningkatkan ketahanan pangan.
“Produksi ubi kayu di Babel cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kami, bahkan sebagian diolah di pabrik untuk dijual keluar,” tutur Junaidi Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bangka Belitung seperti dikutip dari laman pertanian.go.id.
Junaidi menyampaikan bahwa minat petani untuk mengembangkan ubi kayu masih sangat tinggi karena biaya produksi dan pengolahan tanaman cukup murah, biayanya lebih murah dibandingkan biaya perawatan tanaman lain.
“Singkong jadi favorit petani karena harga jual yang cukup tinggi sekitar Rp850—Rp1.300 dan banyak para pengusaha yang menanamkan investasi pembuatan pabrik di sini,” kata Junaidi.
Di Bangka Belitung tercatat sudah ada tiga pabrik besar dan dua pabrik lainnya yang menampung singkong hasil panen petani. Pihak pabrik akan mengatur jumlah singkong yang ditampung setiap harinya untuk menghindari kelebihan atau kekurangan bahan baku yang dibutuhkan oleh pabrik.
Namun, petani mandiri jarang menjual hasil panennya kepada pabrik-pabrik tersebut karena belum berkoordinasi dengan pihak pabrik terkait waktu panen dan pengiriman. Untuk membantu para petani, pihak Dinas Pertanian Provinsi Bangka Belitung akan berkoordinasi dengan pihak pabrik. Selain itu, petani mandiri juga diminta untuk berorganisasi dengan koperasi petani agar hasil panennya bisa lebih mudah untuk terjual.
Sudah sejak lama singkong digunakan sebagai bahan pangan alternatif orang Indonesia. Saat ini singkong sedang digencarkan lagi sebagai salah satu sumber pangan yang bergizi selain beras. Varietas yang ditanam di Bangka Belitung adalah casesa dengan produktivitas yang mencapai 25—28 ton/hektare. Varietas singkong casesa mengandung pati sekitar 25—27 persen lebih tinggi dibandingkan varietas lain.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap bantuan tersebut dapat meningkatkan pendapatan petani serta ketahanan pangan Indonesia di tengah pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini.