Pertanianku — Saat ini preferensi pasar internasional mulai berubah ke arah tanaman tropis. Hal ini menjadi peluang yang bagus bagi pengusaha di dalam negeri karena Indonesia memiliki kekayaan genetik florikultura terbesar di dunia.

Menteri Pertanian, Dr. Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, tanaman hias yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) memiliki kualitas yang tidak kalah bagus dengan tanaman hias dari luar negeri.
“Hari ini kita melepas benih awal, kurang lebih sebanyak 50 ribu benih sumber yang dihasilkan oleh Balithi, dari sini akan mampu diperbanyak hingga1 juta benih yang tersebar ke beberapa petani dan juga penangkar. Kita memiliki negara dengan iklim tropis yang sangat bagus sehingga kita bisa menghasilkan bunga tropis yang sangat indah dan bahkan diminati oleh dunia,” papar Syahrul seperti dilansir dari laman litbang.pertanian.go.id.
Benih tersebut dihibahkan kepada para mitra, yakni Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, Dinas Pertanian Kota Tomohon, PT Bina Usaha Flora, dan PT Wilis Agro Lestari. Upaya tersebut dilakukan untuk mendorong pengembangan komoditas florikultura yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan bisa dipasarkan hingga mancanegara.
Pengembangan industri florikultura membutuhkan dukungan inovasi secara berkelanjutan berupa varietas unggul baru (VUB) dan teknologi pendukungnya. Inovasi unggul merupakan faktor kunci dalam pengembangan pertanian, khususnya subsektor florikultura.
Inovasi florikultura yang sudah dihasilkan perlu segera diintroduksikan secara sistemik, cepat, dan masif ke tangan pengguna. Salah satunya, melalui kerja sama dengan kemitraan untuk pengembangannya. Kerja sama dengan mitra diharapkan dapat menimbulkan dampak yang siginifikan terhadap pengembangan industri florikultura.
“Kita harus fokus, jalin kerja sama yang baik dengan pihak swasta, pemerintah daerah, termasuk dengan startup, termasuk dengan ujungnya adalah ekspor,” ujar Syahrul.
Syahrul menjelaskan kemandirian dalam industri florikultura, seperti menyediakan benih sendiri dapat mengurangi ketergantungan dengan produk impor. Hal tersebut bahkan bisa membalikkan keadaan menjadikan Indonesia sebagai pengekspor tanaman hias yang membanjiri pasar ekspor.
Kepala Balitbangtan, Dr. Fadjry Djufry, menjelaskan, beberapa varietas unggulan tanaman hias yang sudah dihasilkan, yakni krisan, anggrek, dan impatiens. Tanaman hias tersebut juga sudah diekspor ke beberapa negara.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per 2017—2020, Indonesia telah mengekspor tanaman hias rata-rata senilai 20 juta dolar AS atau Rp290 miliar. Sementara itu, ekspor tanaman hias sepanjang 2020 mencapai Rp53 miliar.