Kementan Dorong Pengembangan Lada Putih di Bangka Belitung

Pertanianku – Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan) saat ini tengah menjalankan program guna mendorong pengembangan lada putih di Bangka Belitung. Hal ini bukan tanpa maksud dilakukan, karena lada putih yang berasal dari Bangka Belitung dikenal pasar dunia sebagai Munthok White Pepper memiliki rasa sangat pedas dan berkadar peperin tertinggi di dunia sehingga menjadikannya lada dengan harga termahal di dunia.

Selama kurun waktu lima tahun terakhir ini, harga lada putih fluktuatif tetapi cenderung meningkat. Bahkan, pernah mencapai sekitar Rp180.000 per kg, harga tertinggi yang pernah dicapai selama ini. Meskipun, pada akhir 2016 terjadi penurunan, tren saat ini menunjukkan harga lada putih berada di kisaran Rp115.000—Rp.130.000 per kg.

Untuk mendukung pengembangan lada putih Bangka Belitung, Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian meluncurkan berbagai program melalui peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman secara terintegrasi dan berkelanjutan. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi pengembangan komoditas (rehabilitasi, intensifikasi, dan diversifikasi), peningkatan kemampuan sumber daya manusia, pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha, peningkatan investasi usaha, serta pengembangan sistem informasi.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, Ditjen Perkebunan mendorong pemberdayaan petani dan penguatan kelembagaan melalui pelatihan asistensi dan pendampingan.

Ditjen Perkebunan juga bekerja sama dengan Badan Litbang Pertanian dalam memperkenalkan inovasi dalam budidaya lada. Salah satu yang diperkenalkan adalah integrasi lada dan ternak dengan pemanfaatan tajar hidup sebagai pakan ternak. Pengintegrasian diharapkan dapat mendorong pengembangan dua komoditas ini secara berkesinambungan.

Di samping itu, Ditjen Perkebunan turut memperkenalkan teknologi pembibitan stek lada satu ruas di polybag. Sistem pembibitan seperti ini dapat menghasilkan bibit unggul dan lebih adaptif dibandingkan dengan teknik tradisional, yaitu menanam langsung di lapangan benih stek lada 7 ruas. Teknologi pembibitan tersebut berkembang pesat dengan tumbuh dan berkembangnya penangkar dan pelaku usaha benih lada yang dikelola, baik kelompok pemuda maupun petani lada.

Untuk wilayah Bangka Belitung, usaha tani lada putih masih jauh lebih menguntungkan dibanding komoditas lain. Sebagai contoh, dengan memperhitungkan produktivitas lada di Bangka Belitung yang rata-rata mencapai 1,5 ton/hektare/tahun dengan harga Rp120.000 per kg, maka pendapatan kotor yang diterima petani Rp180 juta. Biaya yang dikeluarkan per hektare/tahun sebesar Rp40 juta (dengan asumsi umur ekonomis 8 tahun sehingga depresiasi per tahun 15 juta ditambah dengan biaya operasional tanaman menghasilkan Rp25 juta per ha per tahun). Dengan demikian, pendapatan bersih petani lada per ha/tahun sebesar Rp140 juta.