Pertanianku – Pasokan bawang merah yang berkualitas dari daerah sentra produksi seperti Bima, Nganjuk, Garut, Bandung, Cirebon, dan Malang mulai masuk ke gudang Bulog di Jakarta. Pemerintah telah bersinergi untuk menetapkan harga komoditas bawang merah sebagai stabilisator menghadapi lonjakan harga yang biasanya terjadi selama di bulan Ramadhan yang sebentar lagi akan datang.
“Hari ini kita rapat bersama Dirut Bulog, Sekjen Kementerian Perdagangan, Dirjen Hortikultura, Kementerian BUMN, kita sudah sepakat harga yang dilepas oleh Bulog Rp24.150 dibawah harga Rp25.000 sesuai dengan arahan Bapak Presiden,” jelas Menteri Pertanian, Amran. Seperti dikutip Kementan (17/5).
Jika dibandingkan pada 2015 lalu, untuk menjaga kestabilan harga bawang di bulan Ramadhan, stok yang dibutuhkan untuk komoditas bawang merah hanya membutuhkan 100 ton, sedangkan pada 2016 stok sampai hari ini kurang lebih 300 ton. Hal tersebut membuktikan bahwa pasokan bawang merah mencukupi kebutuhan.
“Ada lagi produksi dalam dua minggu ini kurang lebih 8.000 ton dan itu akan diadakan oleh Bulog. Amran menjelaskan kondisi bawang merah saat ini. Mentan mengharapkan dari keadaan tersebut agar masyarakat dapat tenang, dan tidak termakan dengan isu kenaikan harga, karenakan produksi bawang merah sangat cukup .
70 truk pembawa komoditas tersebut yang membawa sekitar 420 ton bawang merah berkualitas produksi petani dari daerah sentra produksi digunakan untuk pemenuhan pasar dalam upaya stabilisasi harga dengan terlebih dahulu diserahkan kepada Bulog.
Truk pengangkut bawang merah yang digunakan untuk mengirimkan komoditas tersebut akan mensupply ke beberapa daerah seperti pasar Cibitung, pasar Tanah Tinggi yang masing-masing berjumlah 10 truk pengangkut, dan ke pasar di Banten dan Bandung masing masing 15 truk dan 20 truk ke Pasar Induk Kramat Jati. Diharapkan penyaluran bawang merah ini akan mencapai 12.600 ton untuk satu bulan kedepan.