Pertanianku — Sudah seperti tradisi, jika menjelang hari besar seperti Ramadan dan Idulfitri, harga sejumlah pangan terus meroket, salah satunya yang menjadi perbincangan hangat adalah bawang putih. Di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, antrean panjang terjadi saat warga mencoba mendapatkan bawang putih murah.
Pada Minggu (5/5), Kementan menggelar operasi pasar bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan operasi pasar itu dilakukan untuk menekan harga yang sempat melambung beberapa hari ke belakang.
“Hari ini ada empat kontainer. Kami siapkan empat kontainer, lebih. Setiap hari masuk,” ujar Amran, seperti dikutip Tempo.
Setiap kontainer tersebut berisi sekitar 29 ton bawang putih asal Cina. Dengan begitu, total bawang yang digelontorkan pada hari ini hampir 116 ton.
Warga rela mengantre demi mendapat bawang putih yang dijual seharga Rp 25 ribu per kilogram. Bila beli di pasar, harga jualnya mencapai Rp70 ribu atau hampir 3 kali lipat. Dalam operasi pasar kali ini, Kementerian Pertanian menjual 100 ton bawang putih.
“Kami minta, seluruh importir harus bertanggung jawab harga turun, dari Rp46 ribu per kilogram menjadi Rp25 ribu per kilogram,” ujar Amran.
Rencananya, operasi pasar akan terus dilakukan hingga mendekati lebaran nanti. Dengan demikian, ia berharap nantinya harga bawang putih bisa stabil. Ia mematok harga maksimal bawang putih di konsumen bisa ditekan ke Rp30 ribu per kilogram. Untuk itu, Amran meminta para importir bertanggung jawab memantau harga bawangnya.
“Jadi, petaninya untung, pengusaha sudah untung, juga konsumen menikmati harga yang baik. Kami siapkan stok dua kali lipat. Tidak ada alasan harga bergejolak,” tutur Amran.
Selain di Jakarta, operasi pasar juga dilakukan serentak di beberapa daerah lain. Amran mengatakan, stok impor itu masuk ke daerah-daerah pelabuhan seperti Surabaya, Medan, dan Makassar. Ia mengungkapkan, Presiden Joko Widodo telah memintanya mengecek harga, khususnya bawang putih. Ia pun mengatakan stok yang disiapkan mencapai dua kali lipat dari kebutuhan.
“Kami siapkan seratus ribu ton lebih (untuk) bulan Ramadan, padahal kebutuhan hanya 50 ribu ton,” ujar Amran.