Kementan Kembangkan Kampung Lengkeng untuk Meningkatkan Daya Saing

Pertanianku — Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura sedang menjalankan program prioritas Pengembangan Kampung Hortikultura untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura. Dengan begitu, produksi dan pemenuhan pangan dapat lebih terjamin. Direktur Buah dan Florikultra, Liferdi Lukman mengungkapkan akan ada sekitar 900 kampung buah dan 120 kampung di antaranya merupakan Kampung Lengkeng.

kampung lengkeng
Foto: Dok. Pertanianku

Jumlah Kampung Lengkeng yang cukup banyak dikarenakan produksi lengkeng mengalami peningkatan yang luar biasa. Menurut data yang dihimpun BPS, pada 2019 produksi  lengkeng mencapai 1.162 ton. Jumlah produksi tersebut terus naik di tahun berikutnya menjadi 1.236 ton dan pada Mei 2021 tercatat sudah ada 590 ton lengkeng yang diproduksi.

Kampung Hortikultura sendiri merupakan kawasan hortikultura yang terdiri atas kawasan sayur, kawasan buah, kawasan tanaman obat, dan kawasan florikultura dengan konsep one village one variety (OVOV). Konsep tersebut bertujuan membuat kawasan yang terkonsentrasi dan berskala ekonomi serta mampu menghasilkan produk segar dan olahan yang berdaya saing tinggi sehingga produk dapat dijual ataupun diekspor.

“Kita ingin kampung yang akan dikembangkan ini benar-benar bisa terwujud dan terimplementasi di lapangan. Maka dari itu, secara berseri kita adakan bimtek online untuk pendampingan,” tutur Liferdi seperti dikutip dari laman hortikultura.pertanian.go.id.

Ketua PERHORTI, Slamet Susanto mengatakan bahwa lengkeng merupakan salah satu buah yang memiliki banyak permintaan di Indonesia. Hal ini terbukti dari angka impor yang masih terbilang tinggi. Oleh karena itu, Slamet mendukung adanya Kampung Lengkeng untuk meningkatkan produksi dan memenuhi permintaan.

Slamet menilai budidaya lengkeng memiliki beberapa keunggulan. Mulai dari harga jual yang baik, produktivitasnya tinggi, kemampuan beradaptasinya luas, disukai masyarakat, hingga memiliki potensi agrowisata.

“Harga jual lengkeng cukup baik, produktivitas tinggi, dan memiliki kemampuan adaptasi yang luas. Selain itu, karena disukai masyarakat, potensi agrowisata pada Kampung Lengkeng juga cukup tinggi,” papar Slamet.

Dilansir dari laman yang sama, Pembina Agrowisata Kebun Lengkeng Borobudur, Serda Mugiyanto menjelaskan bahwa kebun binaannya telah berhasil memberikan keuntungan bersih pada Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) sebesar Rp100 juta per tahun.

Mugiyanto bersama kelompok tani binaannya mengelola lahan yang tidak produktif menjadi lahan budidaya lengkeng kateki yang merupakan varietas unggul.

“Lengkeng kateki ini varietas paling unggul. Buahnya manis, dagingnya tebal, dan bijinya juga kecil. Bisa juga dibuahkan kapan saja tanpa kenal musim dan bisa hidup di dpl (dataran) rendah, medium, hingga tinggi,” jelas Mugiyanto.