Pertanianku — Indonesia memiliki misi jadi lumbung pangan dunia di 2045. Demi mewujudkan misi tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya untuk mengenalkan pangan lokal yang memberikan stamina bagi tubuh.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi mengatakan, Kementan melakukan inovasi terhadap bahan pangan lokal, yakni membuatnya beda dengan proses tertentu. Walaupun demikian, Suwandi tidak menyebutkan detail prosesnya seperti apa.
“Praktik dan uji manfaat pangan lokal ini merupakan salah satu upaya mendorong pangan lokal sebagai sumber energi yang bermanfaat bagi stamina. Sebagai contoh, stamina tubuh wisatawan pendaki Gunung Batur atau kita naik ratusan tangga ke pura. Badan menjadi enteng dan tidak akan lelah,” papar Suwandi kepada Pertanianku.com saat ditemui di Kantor Direktorat Jendral Hortikultura, Rabu (10/10).
Suwandi juga menyebutkan saat ini ada 5 bahan pangan lokal yang sudah melalui uji lab dan dijadikan sebagai pangan lokal yang memberikan energi serta menyehatkan tubuh. Kelima bahan pangan tersebut di antaranya beras, kedelai, kentang, cabai, dan kopi.
Suwandi menyebutkan bahwa bahan pangan itu telah melalui uji lab dan memiliki keunggulan yang unik, yaitu dapat menambah stamina dan membuat siapa pun yang mengonsumsinya jadi lebih sehat.
Ia mencontohkan, seseorang yang sebelumnya tidak mengonsumsi pangan lokal alami yang tidak melalui proses apa pun akan merasa mudah lelah saat berjalan menaiki anak tangga. Namun ketika orang tersebut diberi pangan lokal yang sudah melalui proses uji lab Kementan, akan menjadi lebih kuat bahkan bisa menaiki anak tangga 30 kali dari sebelumnya.
Sementara kaitannya dengan mempromosikan pangan lokal energi tersebut kepada warga negara asing, yakni agar mereka dapat mengenal pangan lokal sehingga misi menjadi lumbung pangan dunia dapat tercapai.
“Orang butuh makan agar sehat, orang sehat butuh makan. Baik itu orang dalam negeri maupun luar negeri. Kita punya makanan yang bisa bikin sehat. Karena itu, saya menawarkan kepada turis-turis, sebab berapapun harga panganan tersebut asalkan menyehatkan mereka pasti mau beli. Nah, saya punya produk itu, maka akan menguntungkan Indonesia dan membantu mewujudkan cita-cita sebagai lumbung pangan 2045,” ungkapnya.
Jadi, lanjut Suwandi, tugasnya adalah bagaimana bisa membuat warga negara asing berebut untuk mencari makanan sehat itu dan mendapatkan apa yang mereka mau.
“Semua pangan lokal bisa diolah dengan ‘proses tertentu’ itu menjadi makanan sumber energi dan stamina. Bahkan, pangan lokal yang melalui proses tertentu tersebut tidak mengalami perubahan warna, rasa atau kualitas,” terang Suwandi.