Pertanianku — Saat wabah virus corona melanda banyak orang yang panik dan mulai melakukan panic buying bahan pangan karena takut jika akhirnya pangan menjadi langka. Hal tersebut malah membuat ketidakseimbangan harga di pasar. Pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian pun mengimbau para Gubernur, Wali Kota, dan Bupati agar terus memantau stok bahan makanan di wilayahnya masing-masing untuk menjamin ketersediaan pangan.

“Berhenti dulu politik-politiknya, berhenti dulu dengan status yang dimiliki. Pikirkan perut rakyat dan pastikan pangan mereka tersedia. Saya siap untuk membantu jika kalian (pemimpin daerah) butuh bantuan,” tutur Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo seperti dikutip dari laman pertanian.go.id.
Dalam situasi seperti ini seharusnya seluruh elemen dan pemangku kepentingan harus turut andil menjaga stabilitas pangan nasional agar tetap aman dan terkendali dengan baik. Pasalnya, saat ini kondisi perdagangan dunia sedang melorot hingga 17 persen, angka yang cukup besar untuk memengaruhi kondisi perekonomian secara global.
“Sekali lagi, saya minta kita berjuang sama-sama melawan guncangan yang kita hadapi ini,” kata Syahrul.
Jika kondisi tersebut tidak segera diatasi secara bersama, hal tersebut akan berdampak pelemahan ekonomi yang kian merosot. Bahkan, tidak menutup kemungkinan akan terjadi shut down secara perlahan dan industri-industri di seluruh dunia bisa mengalami proses penurunan produksi dan mengakibatkan PHK skala besar. Kondisi perekonomian yang sangat tidak diharapkan bisa terjadi.
“Persoalan ini yang harus menjadi perhatian kita bagi pemerintah. Untuk itu, mari kita pastikan perekonomian kecil tetap berjalan dari pasar ke pasar. Meskipun dari data yang kita miliki, beras kita cukup dan yang lain juga cukup,” ujar Syarul.
Jika keadaan seperti ini dibiarkan, kemerosotan akan berdampak pada harga pangan yang berlonjak naik. Oleh karena itu, penting untuk terus menjaga agar perekonomian Indonesia bisa tetap stabil.
“Kita tidak boleh menambah beban psikologi negara. Jangan biarkan harga cabai naik dari Rp25.000 menjadi Rp 80.000,” kata Syahrul.
Mentan pun meminta kepada pihak berwajib untuk menindak tegas pelaku atau oknum yang memanfaatkan kesempatan ini untuk menimbun dan memainkan harga pasar semata-mata demi keuntungan pribadi. Para oknum tersebut harus diberi hukuman sebagai efek jera.
“Kalau ada penimbunan, saya akan minta Pak Kapolri turun tangan. Semua harus turun tangan, jangan biarkan publik panik sehingga terjadi yang namanya panic buying. Yang jelas seluruhnya kita usahakan mulai dari kebutuhan hingga produksi dalam negeri,” tutur Syahrul.