Pertanianku – Guna memberikan bantuan kepada para petani, Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan) berencana membeli benih padi unggul M70D yang diproduksi oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Benih unggul yang tergolong varietas baru ini memiliki keunggulan seperti masa tanam yang hanya sekitar 70 hari. Ini berarti masa panen lebih cepat dibanding varietas benih lainnya. Oleh karena itulah, Kementan berharap bahwa benih unggul HKTI ini bisa menggenjot produksi padi dalam negeri.
Terlebih lagi jika benih padi tersebut telah mendapatkan sertifikat dari Menteri Pertanian (Mentan) bulan lalu. Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementan Agung Hendriadi mengatakan, pemerintah bakal mencoba penanaman perdana benih padi M70D di lahan seluas 100.000 hektare.
Lokasi penanaman akan didiskusikan dengan HKTI. “HKTI tahu di mana wilayah yang lebih cocok. Jika benihnya sudah siap, kami langsung eksekusi,” kata Agung.
Hanya saja rencana ini masih terkendala belum siapnya HKTI menyiapkan benih dalam jumlah banyak. Menurutnya, permintaan pemerintah untuk menyediakan benih untuk lahan seluas 100.000 hektare masih diusahakan dan belum akan maksimal tahun ini.
Kendati begitu, Kementan sudah menyiapkan dana sekitar Rp25 miliar untuk benih padi seluas 100.000 hektare. Asumsinya, 1 hektare lahan akan membutuhkan 25 kg benih, sedangkan harga benih sekitar Rp10.000 per kg.
Ketua Umum HKTI (versi Munas) Moeldoko mengatakan, ada tiga fokus yang akan dilakukan HKTI untuk mengembangkan benih unggul ini.
Tiga langkah tersebut, yakni pengembangan teknologi pertanian, kemudahan akses permodalan sekaligus pasar bagi petani, dan branding produk.
Menurut Moeldoko, salah satu pengembangan teknologi yang akan dilakukan HKTI terhadap benih M70D adalah memperpendek masa tanam dari 70 hari menjadi 50 hari.
Dengan M70D ini, diharapkan produksi pertanian dapat meningkat signifikan. Targetnya, varietas baru ini dapat mencukupi 60% kebutuhan padi secara nasional.
Benih padi ini akan dikembangkan HKTI bekerja sama dengan UD PP Kerja di Jawa Timur. “Jadi, dalam setahun, kita bisa tanam empat kali dengan benih ini,” tutur Moeldoko.
Saat ini, HKTI sudah menanam pada lahan seluas 1.000 hektare di Jawa Timur. Perkiraan produksi M70D sekitar 9,6 ton per hektar atau lebih tinggi dari rata-rata produktivitas nasional sekitar 5 ton per hektare.