Kementerian Pertanian Targetkan Peningkatan Produksi dan Ekspor Sektor Kebun

Pertanianku — Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang, menyebutkan pada 2019 Kementan menargetkan peningkatan produksi dan ekspor sektor kebun. Prioritas komoditas kebun yang akan digenjot produksi dan ekspornya adalah teh, kakao, dan kopi.

produksi dan ekspor sektor kebun
Foto: Pixabay

“Kita terutama masih berfokus pada ketersediaan benih komoditas strategis untuk ekspor. Tapi ini tidak termasuk sawit, karena sawit memiliki dananya sendiri dari perhimpunan dana dari sawit untuk sawit,” kata Bambang.

Untuk peningkatan produksi komoditas strategis tersebut, pemerintah menganggarkan alokasi dana hingga Rp1 triliun, sebanyak 54 persennya akan digunakan untuk penyediaan benih.

“Kalau untuk komoditi lainnya, kita dorong pengembangan dan pembelian benih. Anggaran tahun ini 54 persen kita gunakan untuk benih dan 87 persen anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan dialokasikan di dinas-dinas di daerah,” jelas Bambang.

Sementara itu, sebagai salah satu upaya peningkatan produksi dan ekspor sektor kebun yang dicanangkan Kementan, Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung Bandung menggelar bimbingan teknis (Bimtek) kepada puluhan Kelompok Tani Teh Menoreh Kulonprogo, DI Yogyakarta. Acara ini terselenggara atas kerja sama dengan Ditjen Perkebunan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) DI Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo.

Sukohadi, Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Teh Menoreh, menyebutkan kegiatan ini berfokus mulai dari penanaman hingga bimbingan pascapanen. Kedua materi tersebut diberikan secara berkala kepada 18 poktan (kelompok tani) yang terdiri atas 327 kepala keluarga.

“Jadi penanaman teh dan panen harus ada konservasi tanah baik karena bisa bisa menghindari terjadinya longsor yang dapat membahayakan warga setempat. Kemiringan sekitar 45 derajat paling tepat ditanami teh dibandingkan untuk pohon yang tinggi seperti sengon,” jelas Sukohadi.

Bimtek ini sekaligus memberi pengetahuan bagaimana bercocok tanam dan merawat kebun yang baik agar menghasilkan panen berkualitas unggul.

“Karena di Menoreh ada 11 varian teh. Misalnya, original, green tea, white tea, gold tea, yellow tea, jasmine, teh merah, dan kualitas teh premium. Semua varian harus unggul karena bisa meningkatkan ekonomi melalui sektor wisata,” tutur Sukohadi.

Menurut Sukohadi, turis mancanegara dari berbagai negara banyak yang mengunjungi perkebunan teh Menoreh. Mereka menikmati pemandangan alam di perkebunan sekaligus mencicipi sajian berbagai teh Menoreh.

“Mereka semua dapat melihat proses pengeringan, pembakaran hingga penyajian teh Menoreh. Mereka juga terlihat senang dan antusias dalam setiap edukasi yang dijelaskan,” katanya.