Kenal Lebih Dekat dengan Ikan Malong

Pertanianku Ikan malong atau Muraenesox cinereus merupakan ikan predator yang hidup di muara sungai. Ikan ini dapat tumbuh hingga sepanjang 200 cm, tetapi rata-rata panjangnya mencapai 100—150 cm. Bentuk tubuhnya memanjang seperti belut. Nama malong lebih dikenal oleh masyarakat di Kalimantan Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, hingga Kepulauan Natuna. Sementara itu, di daerah lain disebut ikan remang atau cunang.

ikan malong
foto : By James Lin – http://www.fishbase.us/photos/thumbnailssummary.php?ID=298, CC BY 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=26183853

Ikan yang mirip belut ini memiliki beberapa keunggulan tersendiri yang jarang dimiliki oleh ikan-ikan lainnya. Berikut ini keunggulan ikan malong yang perlu Anda ketahui.

Edible portion atau bagian yang dapat dikonsumsi dari ikan malong terbilang cukup tinggi, yakni sekitar 52,75 persen dengan panjang ikan yang mencapai 70—80 cm. Tingginya bagian yang dapat dikonsumsi membuat ikan bertubuh panjang ini cocok dijadikan bahan baku pada industri surimi atau industri berbasis daging ikan.

Surimi sendiri merupakan konsentrat protein ikan yang dihasilkan dengan cara pencucian yang dilakukan berulang-ulang pada daging ikan sehingga didapatkan protein larut garam berupa myofibril.

Rendemen ikan malong relatif lebih besar dibanding jenis ikan lain, yakni ikan tiga waja, belanak, dan mujair.

Ikan malong kaya akan kandungan mineral, mulai dari natrium (Na) 16,216 mg, kalsium (Ca) 91,140 mg, kalium (K) 169,823 mg, hingga mangan (Mg) 37,367 mg. Daging malong didominasi oleh air sekitar 80,49 persen dan protein 12,27 persen.

Kandungan lain yang terdapat di dalam ikan yang menyerupai belut ini ialah asam amino yang didominasi oleh asam glutaman 2,68 persen, lisnina 1,57 persen, leusinina 1,25 persen, asam aspartat 1,54 persen, dan arginina 1,04 persen. Selain itu, ada juga kandungan jenis asam lemak esensial EPA 0,6 persen, DHA 0,9 persen, asam lemak linoleat 0,2 persen, oleat 1,4 persen, dan linolenat 1,0 persen.

Kandungan asam glutamat ikan malong memang terbilang lebih rendah dibanding ikan nila atau ikan-ikan lainnya yang terkenal memiliki rasa yang lebih gurih saat dimakan. Itu sebabnya ikan ini masih jarang digunakan untuk diolah menjadi produk diversifikasi.