Kenal Lebih Dekat Ikan Sepat Siam

Pertanianku Ikan sepat siam atau Trichogaster pectoralis berasal dari Thailand dan mulai diintroduksi ke Indonesia pada 1934. Pada awalnya ikan ini termasuk jenis ikan hias akuarium, tetapi saat ini sepat siam lebih sering dibudidayakan sebagai ikan konsumsi untuk memenuhi ketahanan pangan. Namun, tak jarang masih ada hobiis yang memelihara sepat siam sebagai ikan hias di akuarium.

ikan sepat siam

Sepat siam lebih sering diolah menjadi ikan asin yang lezat. Ikan ini banyak terdapat di danau yang berda di Sulawesi, Sumatera, dan Kalimantan. Sepat siam dapat tumbuh mencapai 25 cm.

Bentuk tubuh ikan pipih ke samping, bagian mulut kecil dan dapat disembulkan. Badan ikan di daerah punggung berwarna hijau kegelapan, sedangkan pada bagian samping terdapat sisik yang berwarna lebih terang. Pada tubuh sepat siam terdapat garis-garis melintang di kepala dan badan. Pada sirip di bagian dubur terdapat 2—3 garis hitam membujur atau longitudinal.

Di habitat aslinya, ikan sepat siam hidup di rawa-rawa dengan pH yang rendah. Sepat siam dapat hidup pada tempat bersuhu 25—30°C dengan ketinggian di bawah 800 m dpl.

Pada awal kemunculan di Indonesia, sepat siam langsung ditebar pada rawa yang berada di daerah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Penebaran tersebut dianggap berhasil karena ikan dapat berkembang biak dengan baik. Hal tersebut terbukti dari penangkapan yang dilakukan di daerah tersebut dan hasilnya 60 persen adalah sepat siam.

Namun, sayangnya, penampilan sepat siam kurang menarik sehingga ikan ini kurang populer di Pulau Jawa. Masyarakat lebih sering mengenal jenis ikan ini sebagai ikan asin.

Sepat siam yang masih benih sangat menyukai fitoplankton dengan ukuran dan komposisinya masih lembut. Jenis fitoplankton yang disukai oleh benih sepat siam adalah Bacillariphyceae, Cyanophyceae, dan Flagellata. Ikan yang sudah dewasa lebih menyukai zooplankton seperti Ciliata, Rotifera, Cladocera, Copepoda, dan Chlorophyceae.

Saat ingin berkembang biak, ikan akan membuat gelembung udara sebagai tempat meletakkan telur hasil pemijahan saat berumur 7 bulan. Satu induk betina dapat menghasilkan telur sebanyak 7.000—8.000 butir. Namun, hanya ada 4.000 ekor benih yang berhasil menetas. Hal tersebut disebabkan oleh tidak semua telur dibuahi oleh sperma sehingga ada banyak telur yang tidak menetas.

Telur yang sehat berwarna kuning atau putih kekuningan. Telur sepat siam akan menetas setelah 36—48 jam sejak pembuahan. Benih yang baru menetas memiliki cadangan kuning telur yang akan habis dalam kurun waktu 3—7 hari. Ikan sepat siam dapat memijah sepanjang tahun.