Kenali Hama Pohon Kelapa yang Kerap Ditemui Petani

PertaniankuHama pohon kelapa yang menyerang tanaman akan menurunkan tingkat produktivitas tanaman dan pada akhirnya akan membuat petani merugi. Selain hama, pohon kelapa juga riskan terhadap penyakit yang dapat menurunkan produktivitasnya.

hama pohon kelapa
foto: pixabay

Tanaman kelapa sering diserang oleh hama pathogen yang bisa menyebabkan kerugian pada budidaya tanaman kelapa. Ada dua hama pohon kelapa yang kerap dijumpai, yaitu sexava sp. dan Oryctes rhinoceros. Berikut ini ulasan mengenai dua hama tersebut.

Sexava sp atau belalang

Hama ini dapat menyebabkan tanaman rusak yang ditandai dengan adanya robek-robek pada daun. Mulanya, belalang akan memakan daun-daun yang sudah tua dan pada akhirnya menyerang daun muda. Daun yang sudah dimakan hanya menyisakan lidinya.

Belalang akan menyerang daun dengan memakannya dari tepi ke tengah. Kadang, belalang hanya memakan sebagian atau bahkan bisa memakan daun hingga ke lidinya. Hama tersebut bisa dikendalikan secara biologi dan kimia.

Pengendalian biologi dilakukan dengan menyebarkan parasit Leefmansia bicolor yang akan memangsa belalang dengan daya bunuhnya mencapai 50 persen. Sementara, pengendalian kimia dilakukan dengan menggosokkan lem yang sudah dicampur dengan Agrocide, Lindane, atau HCH pada batang kelapa. Lem tersebut dapat membunuh belalang yang akan merayap ke daun.

Oryctes rhinoceros

Hama ini berbentuk kumbang penggerek yang mengisap dan menggerek anak-anak daun pucuk. Pucuk yang sudah dihisap akan mengalami kerusakan dan akan terlihat saat pucuk sudah berkembang. Jika hama ini sudah menyerang hingga ke titik tumbuh, tanaman tersebut dapat dipastikan tidak bisa tumbuh lagi atau mati.

Hama ini dapat diatasi dengan menerapkan sanitasi perkebunan yang baik. Bersihkan semua sampah dan batang kayu-kayuan yang tersebar di sekitar pohon. Sanitasi lingkungan sering disebut dengan penyiangan, yakni membersihkan gulma pada lahan di sekeliling batang atau di antara tanaman.

Pengendalian dapat dilakukan secara kimiawi ataupun biologi. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan Arocide (BHC 50 persen).

Sementara, pengendalian biologi dilakukan dengan menebarkan beberapa parasit yang memakan hama tersebut. Salah satunya adalah Cryctophaga atau Rhabdovirus yang akan menyebabkan kumbang jantan menjadi steril.