Pertanianku — Harga cabai saat di musim hujan akan mengalami kenaikan yang signifikan. Bukan karena permainan harga di pasar, melainkan karena sulitnya menanam di musim hujan. Salah satu yang menyebabkan gagal panen adalah serangan dari hama dan penyakit pada cabai.

Curah hujan yang tinggi menyebabkan tingkat kelembapan tinggi. Hal ini mendukung pertumbuhan hama yang dapat menyerang cabai semakin tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, para petani harus mengenali beberapa hama yang berpotensi menyebabkan kegagalan. Simak beberapa hama dan penyakit yang menyerang cabai di musim hujan.
Thrips
Thrips memiliki ukuran yang sangat kecil dan lembut. Saat muda, thrips berwarna kuning dan setelah dewasa akan memiliki warna kecokelatan dengan kepala hitam. Thrips biasanya ditemukan di kelopak bunga cabai.
Saat musim hujan, thrips akan lebih resisten terhadap insektisida yang tidak tepat. Thrips merupakan perantara dari berbagai macam virus.
Gejala yang ditimbulkan dari kutu ini adalah bercak-bercak keperakan pada daun muda dan daun tanaman kering. Cara untuk menghindari kutu ini adalah hindari penanaman cabai dalam skala luas lebih dari 3 hektare dan semprotkan insektisida khusus untuk mengendalikan kutu ini, misalnya Galil 300 Sc (1 ml/l).
Ulat buah dan ulat daun
Hama ini menyerang tanaman yang sudah lama tidak disemprot insektisida dan sesekali disemprot dengan insektisida pengendali thrips. Ulat yang menyerang tanaman cabai adalah ulat Helicoverpa sp. dan Spodotera sp.
Gejala yang ditimbulkan dari serangan ulat Helicoverpa sp. adalah buah berlubang dan tidak laku untuk dijual. Sementara, ulat Spodotera sp.menyerang daun-daun cabai hingga rusak.
Pengendalian untuk hama jenis ini adalah dengan penyemprotan insektisida Rimon Fast 1—2 ml/l atau Royalcyper 250 EC 1 ml/l. Untuk pengendalian serangan biasa, dapat menggunakan salah satu insektisida saja.
Lalat buah
Lalat buah menusuk buah cabai dan menaruh telurnya di dalam. Gejala yang ditimbulkan dari lalat buah adalah biji cabai menjadi berwarna hitam, daging buah busuk, dan adanya belatung dari lalat buah.
Pengendalian untuk lalat buah adalah dengan melakukan sanitasi lingkungan dengan membuang buah yang telah rontok dan memasang perangkap berupa sex pheromone dengan bahan aktif metil eugenol.
Ulat tanah
Ulat tanah dijuluki sebagai ‘úlat pemotong’ yang memiliki warna cokelat gelap dengan ciri-ciri alur cokelat pada kedua sisi tubuhnya dan berwarna cokelat muda pada bagian perutnya.
Gejala yang ditimbulkan dari ulat ini adalah tangkai bibit yang baru ditanam menjadi terpotong. Ulat ini merupakan hewan yang aktif di malam hari. Sementara, pada siang hari ulat bersembunyi di dalam tanah.
Pengendalian ulat ini dapat dilakukan dengan cara menutup media persemaian pada malam hari. Selain itu, olah lahan secara sempurna agar larva dan pupa ulat mati.